SINGAPURA, KOMPAS.com - Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) punya catatan tersendiri tentang legenda sepak bola Indonesia asal Singapura, Fandi Ahmad.
Fandi Ahmad, kini sejajar dengan delapan pemain terbaik AFC yang pernah bermain di Eredivise Liga Belanda.
Selain Fandi, mereka adalah Park Ji Sung, Lee Young Pyom dan Huh Jing Mo (ketiganya asal Korsel dan ketiganya mantan penggawa PSV Eindhoven), dan pemain Jepang Shinji Ono (Feyenord Rotterdam).
Nama-nama lainnya adalah Alireza Jahanbakhsh (topskor Eredivisie musim 2018 asal Iran), Reza Ghoochannejhad (SC Heerenveen dan PEC Zwolle, asal Iran), Jason Culina (pemain Ajax dan PSF Eindhoven asal Australia), dan Brett Holman (pemain AZ Alkmaar asal Australia pada 2009).
Di Indonesia, sebagai pemain, Fandi berseragam klub Galatama Niac Mitra Surabaya pada 1982-1983.
Lantas, Fandi yang merayakan HUT ke-58 pada 29 Mei 2020 ini menjadi juru taktik klub Pelita Jaya pada 2006-2010.
mengadu nasib ke Groningen, anggota Eredivisie Liga Belanda.
Di klub Negeri Kincir Angin itu, dia mengerahkan kemampuannya sepanjang 1983-1985.
Menurut AFC, sejatinya, saat kali pertama menjejakkan kaki di Belanda, Fandi adalah pemain Ajax Amsterdam.
Tapi, Ajax Amsterdam meminjamkan Fandi, kala itu ke Groningen.
Justru saat berstatus pemain pinjaman itulah, prestasi Fandi malahan moncer.
Pada debutnya di Groningen itu, Fandi mencetak dua gol.
Tiga hari usai debut, giliran gawang Inter Milan dijebol Fandi pada laga Piala UEFA.
Fandi bermain 36 kali dan menjebol gawang lawan Groningen sebanyak 11 kali dalam dua tahun.
"Saya bersyukur sekali untuk gelar ini," kata Fandi Ahmad.
https://bola.kompas.com/read/2020/06/09/15032228/saat-jadi-pemain-pinjaman-prestasi-fandi-ahmad-malah-moncer