KOMPAS.com - Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, berbicara mengenai keputusan pemangkasan gaji dan kesejahteraan pesepak bola Indonesia di tengah pandemi virus corona pada Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi X DPR RI yang diadakan secara teleconference pada Rabu (8/4/2020).
Ia mengatakan bahwa pemangkasan gaji mencapai 25 persen itu sudah dibicarakan dan disepakati semua pihak. Selain itu, ia mengatakan bahwa kesejahteraan pemain menjadi "tanggung jawab maksimal" pihak klub.
Kompetisi Shopee Liga 2 2020 dan Liga 2 tengah berhenti di tengah wabah Covid-19 yang tengah menyerang dunia dan tak terkecuali Indonesia.
Melalui Surat Keputusan pada 27 Maret 2020, Ketum PSSI telah menetapkan bahwa status pemberhentian kompetisi adalah karena Keadaan Kahar (Force Majeure) terkait Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana akibat wabah Covid-19 di Indonesia.
Alhasil, Shopee Liga 1 2020 dan Liga 2 dihentikan sampai tanggal 29 Mei 2020.
Apabila Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana diperpanjang oleh Pemerintah RI, maka PSSI akan membatalkan kompetisi sepak bola profesional di Indonesia.
Pada surat sama, PSSI juga menetapkan bahwa klub dapat membayar para pemain mereka maksimal 25 persen dari kewajiban yang tertera di kontrak kerja untuk bulan Maret, April, Mei, Juni.
Keputusan ini sempat mendapat respon negatif dari Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).
Melalui kuasa hukumnya, Riza Hufaida, APPI berharap PSSI meninjau kembali SK yang telah dikeluarkan.
"PSSI mau meninjau kembali SK tersebut dan kami para pihak duduk bareng untuk membicarakan win-win solution terhadap masalah ini," kata Riza saat dihubungi BolaSport.com, Sabtu (28/3/2020).
Menurut Riza, dengan hanya dibayarkan 25 persen dari gaji yang seharusnya, para pemain akan menjadi pihak yang paling dirugikan.
Namun, Mochamad Iriawan menegaskan pada Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi X DPR bersama dengan PBSI (bulu tangkis) dan PABBSI (angkat berat, binaraga, dan angkat besi).
Pada rapat telekonferensi tersebut, pria yang akrab disapa Iwan Bule ini mengatakan kalau keputusan pemgangkasan gaji pemain dari PSSI merupakan bentuk kesepakatan.
"Gaji 25 persen dalam Keadaan Kahar, sudah diskusi dengan pemilik klub dan disepakati semua. Tentunya ada yang 1-2 tidak menyepakati, Persita Tangerang hanya 10 persen dan ini akan jadi perhatian serta berkomunikasi," tuturnya seperti dikutip dari notulensi rapat yang didapatkan KOMPAS.com.
"Klub lain rata-rata menyepakati, meski kalau ada gugatan dari pemain, kami akan membantu hukumnya."
Iwan Bule juga menegaskan peran klub dalam memastikan kesejahteraan pemain dan melakukan tindakan antisipatif di situasi tanpa kompetisi ini.
"Bagi pelatih timnas kami sudah memberikan asuransi. Ini jadi bentuk antisipasi kami," tuturnya.
"Pemain bola ada di klub-klub, jadi itu tanggung jawab maksimal klub terkait kesejahteraan, kesehatan, dan lain sebagainya."
"Bagi Force Majeure, terkait gaji sudah melalui pengkajian karena sudah melakukan perhitungan modal pemilik klub. Klub Liga 1 dan Liga 2 sudah melakukan tes terkait virus corona dan asupan pemain disediakan masing-masing klub," lanjut Iwan Bule lagi.
Iwan juga menjelaskan mengenai rencana dana bantuan FIFA sebesar 2,7 miliar dolar AS atau setara 44 triliun rupiah yang akan dibagikan kepada anggotanya yang terpukul akibat pandemi virus corona.
PSSI akan mengirimkan proposal kepada ototitas tertinggi sepak bola dunia itu terkait kondisi di Tanah Air.
"Dana 44 triliun rupiah dari FIFA bukan untuk pembinaan tetapi penanganan Covid-19. Tentu kami akan lakukan proposal untuk penanganan Covid-19 karena kami tidak ingin juga ada pemain, pelatih, dll yang terkena penyakit tersebut," tuturnya.
"Semoga pada akhir tahun nanti seluruh sepak bola kita dalam keadaan selamat dan sehat. Kalau Juni atau Juli belum ada pencabutan status dari Pemerintah, maka kompetisi tidak akan kita lanjutkan baik Liga 1 maupun Liga 2," ungkap Iwan Bule lagi.
"Di beberapa klub besar sudah melakukan upaya pencegahan, meski dalam kondisi sulit. Ada yang sudah diisolir ke satu tempat dan memantau dengan intensif seperti Persib dan Arema Malang," tuturnya.
https://bola.kompas.com/read/2020/04/08/15153868/ketum-pssi-bicara-soal-pemotongan-gaji-dan-kesejahteraan-pemain-di-tengah