KOMPAS.com - Penyelenggara Liga Belgia, Pro League, tidak mundur dari pendirian mereka walau UEFA mengancam tak akan memberikan tempat di kompetisi antarklub Eropa kepada semua kompetisi yang berakhir secara prematur.
Liga Belgia tengah dalam proses meratifikasi pemberhentian kompetisi 2019-2020.
Pada Kamis (2/4/2020), dewan direktur Liga Belgia memberi rekomendasi kepada RBFA (PSSI-nya Belgia) untuk menghentikan musim yang menyisakan delapan pertandingan lagi.
Rekomendasi tersebut akan dibahas di rapat umum Dewan Direksi dan Majelis Umum Liga Belgia, Rabu (15/4/2020).
Perwakilan ke-24 klub profesional Belgia akan melakukan pemilihan suara.
Media asal Belgia, De Morgen, mengutarakan bahwa reformasi liga memerlukan 80 persen suara mayoritas untuk disahkan.
Namun, langkah penghentian Liga Belgia ini belum jelas masuk kategori apa, sehingga mayoritas dua pertiga suara akan cukup jika ini tidak dilihat sebagai reformasi.
De Morgen yakin bahwa suara akan bulat dan liga bakal diberhentikan.
Akan tetapi, keputusan ini mendapat reaksi dari UEFA.
Sehari setelah pemberian rekomendasi Liga Belgia tersebut, UEFA kembali menekankan kepada liga-liga yang berada di bawah naungannya untuk menyelesaikan kompetisi 2019-2020 apabila tidak ingin tempat klub mereka di Liga Champions musim depan terancam.
UEFA mengatakan bahwa mereka "mempunyai hak untuk meneliti kelayakan klub masuk ke kompetisi antarklub Eropa 2020-2021."
Seperti laporan Guardian, hal tersebut diungkapkan di surat UEFA kepada asosiasi anggota, liga-liga, dan klub-klub top Eropa.
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin; Chairman Asosiasi Klub Eropa, Andrea Agnelli; dan Presiden Liga-liga Eropa, Lars-Christer Olsson, menekankan tekad menyelesaikan Liga Champions dan Liga Europa walau harus bermain hingga Juli-Agustus.
Pro League, RBFA, dan UEFA lalu mengadakan conference call untuk membicarakan situasi ini dan meluruskan masalah.
Het Laaste Nieuws mengutarakan kalau pembicaraan berlangsung positif dan UEFA menjelaskan bahwa surat itu bukan ancaman melainkan informasi.
Akan tetapi, media sama melaporkan bahwa mood di Belgia berubah ketika TV Jerman, ZDF, menayangkan wawancara dengan Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, pada Jumat siang setelah conference call tersebut.
Di wawancara tersebut, Ceferin mengutarakan pendirian organisasinya dengan gamblang.
"Belgia dan negara-negara lain yang ingin menghentikan kompetisi lebih cepat berisiko untuk tidak diperbolehkan bermain di kompetisi antarklub Eropa musim depan," tuturnya.
Wawancara tersebut menyebabkan serangkaian komunikasi antara UEFA dan para pimpinan sepak bola Belgia.
Pihak Ceferin mengutarakan bahwa interviu tersebut direkam sebelum diskusi UEFA dengan Pro League, dan RRBFA.
Kerugian penghentian kompetisi Belgia tak akan sebesar kehilangan yang bakal terjadi apabila Liga Inggris, Italia, Spanyol, Perancis, dan Jerman stop bertanding.
Ditaksir, hak siar kelima liga teratas di Eropa ini bernilai sekitar 4,5 miliar euro atau sekitar 80 triliun rupiah.
Namun, UEFA mengkhawatirkan kalau Liga Belgia bisa menjadi pemicu efek domino yang akan menghentikan liga-liga skala kecil atau medium di mata UEFA.
"Apabila seluruh Eropa berhenti bermain sepak bola, tekanan sosial ke liga-liga seperti Premier League untuk juga berhenti akan sangat besar. Miliaran euro tersebut akan hilang seperti salju terpapar sinar matahari," tulis Het Laaste Nieuws.
Media sama juga tampak punya masalah dengan ucapan Ceferin yang mengajak "solidaritas dari semua kompetisi".
"Solidaritas normalnya adalah konsep di mana pundak-pundak terkuat mendukung yang terlemah. UEFA tampaknya memakai definisi lain, di mana liga-liga termahal harus mendapatkan uang mereka," tulis HLN.
Chairman Pro League, Peter Croonen, mengutarakan bahwa mereka juga telah berupaya menunjukkan solidaritas kepada UEFA.
"Misalnya, liga-liga Eropa yang akan bermain hingga Juli-Agustus pasti akan memengaruhi kalender kami juga. Namun, seseorang harus menunjukkan solidaritas dengan keputusan kami, bahwahal paling logis dan penting di Belgia adalah melihat isu ini dari sudut pandang sosial dan demi kesehatan publik," tuturnya.
"Virus corona tak akan menghilang seketika. Susah memulai musim baru dengan dampak yang akan tercipta."
Croonen juga mengutarakan bahwa UEFA tak akan benar-benar dapat melarang klub-klub Belgia bermain di kompetisi mereka, terbalik dengan pendapat UEFA dan Asosiasi Klub-klub Eropa.
"Saya tak bisa melihat tim-tim Belgia dilarang tampil," tutur Croonen lagi.
Beruntung, semua pihak terkait kembali mengadakan conference call pada Jumat malam.
Diskusi dikabarkan berlangsung mulus dan semua pihak ingin mencapai solusi bersama.
Proposal penghentian kompetisi Pro League akan dijelaskan lebih dalam ke Exco UEFA.
Sementara, proposal itu juga harus disahkan di Rapat Umum Dewan Direksi dan Majelsi Umum Liga Belgia pada Rabu (15/4/2020).
Klub-klub tentu ingin mereka tetap mendapatkan tiket ke kompetisi antarklub Eropa untuk musim depan.
Alhasil, RBFA dikatakan tetap mendukung upaya UEFA keluar dari krisis ini secara bersama.
https://bola.kompas.com/read/2020/04/05/20450058/tak-takut-uefa-liga-belgia-pertanyakan-arti-solidaritas-di-tengah-pandemi-covid