Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Usaha Klub LaLiga Akhiri Cedera, Isu Sensitif Bagi Dokter Klub (3)

KOMPAS.com - Pencegahan cedera merupakan tugas raksasa bagi klub-klub LaLiga. Bahkan dengan semua usaha tersebut, ada cedera yang tak bisa ditanggulangi.

Cedera sudah menjadi bagian dalam sepak bola modern.

Bagi para dokter, itu menandakan waktu untuk diagnosis dan memulai proses rehabillitasi: Isu paling sulit bagi seluruh pihak yang terlibat, terutama para pemain.

“Dalam dunia olahraga beregu dan sepak bola, kami sebagai ahli medis bukan hanya perlu memiliki kemampuan melatih. Kami juga harus memahami filosofi sepak bola. Terkadang, TLC yang lebih dibutuhkan daripada anti-inflamasi dalam dosis lebih tinggi,” jelas Dokter Cota dari RC Celta Vigo.

"Pesepak bola adalah pasien dengan banyak tuntutan, sepak bola merupakan mata pencaharian mereka. Itu profesinya, mereka harus cepat pulih. Terkadang penanganan beriringan dengan hal tersebut," tuturnya.

Sementara, yang pertama dan utama, walau jelas para pemain yang menanggung beban cedera mereka, dokter tim lah yang mendapat sorotan.

Ironisnya, seperti yang mereka akui sendiri, mereka seringkali harus berseberangan dengan kepentingan klub mereka. Para dokter harus bertindak sebagai penyeimbang terhadap kebutuhan kompetisi dan keinginan pemain untuk kembali ke lapangan.

Namun, tidak ada pilihan lain. Kesehatan selalu menjadi yang utama.

Dokter Cota tidak terlena mengenai masalah mana yang saat ini paling sensitif bagi dokter dalam sepak bola:

"Pertama, keputusan di dalam lapangan, apakah pemain dapat melanjutkan pertandingan atau tidak. Di klinik Anda punya waktu untuk melakukan tes dan berpikir mendalam. Di lapangan, Anda tidak punya kemewahan ini. Kedua, adalah mengelola informasi pasien. Popularitas pesepak bola dan perlindungan data merupakan topik sangat sensitif," tuturnya.

Ia mengatakan bahwa para pemain adalah tokoh publik dan memiliki pengaruh besar di masyarakat.

Sang dokter juga mengatakan bahwa poin ketiga adalah yang paling rumit. Yakni, memutuskan kapan para pemain bisa kembali.

"Kita menghadapi jadwal sangat ketat. Ketika Anda memiliki seorang pasien di kantor, Anda dapat memperpanjang waktu penyembuhannya. Namun, terhadap pemain berbeda, Anda hanya punya tenggat waktu ketat karena efek kehadiran mereka untuk tim lebih besar sekarang.

"Satu hal jelas, meski ada desakan lebih besar bagi para pemain turun lebih cepat, semua hal kini telah berkembang: obat-obatan, pengetahuan, perawatan, protokol... Kini kami memiliki hal-hal yang tidak kami miliki sebelumnya," ujarnya lagi.

Sebagai contoh, ia mengutarakan pemindaian kini adalah hal yang biasa dilakukan saban hari. Sebelumnya, para dokter klub tidak memiliki banyak akses terhadap hal tersebut.

Pelatihan dan perawatan fisioterapis juga telah meningkat pesat.

"Sebelumnya, Anda memiliki sistem gelombang pendek yang merupakan perawatan terbaik. Kini telah ada mesin induksi yang jauh lebih kuat, mesin terapi TECAR ... Baik dari sudut pandang teknis maupun manusia, kami telah banyak berkembang.”

Meski beberapa hal dalam rehabilitasi cedera telah meningkat pesat, dari pencegahan hingga perawatannya, Dr Cota juga menunjukkan area yang membutuhkan perhatian di bidang rehabilitasi:

"Menurut beberapa penelitian, frekuensi kejadian dari cedera otot belum berkurang. Sementara itu, rehabilitasi ligamen telah meningkat pesat. Untuk ligamen menyilang, juga pesat. Karena teknik-teknik pembedahan. Meniskus yang sobek, keseleo... Tetapi bukan cedera otot."

Ini adalah isu yang melampaui bidang kedokteran olahraga dan hampir tentang menghadapi hal yang alamiah.

Namun, mengingat evolusi metode pelatihan, peralatan, dan budaya kesehatan dalam beberapa tahun terakhir, siapa yang akan berani mengklaim bahwa hal itu tidak dapat diatasi seperti begitu banyak hambatan lain untuk kesehatan pesepak bola?

Artikel ini kami hadirkan kepada para pembaca melalui kerja sama eksklusif Kompas.com dan BolaSport.com dengan LaLiga.

https://bola.kompas.com/read/2020/03/24/12400028/usaha-klub-laliga-akhiri-cedera-isu-sensitif-bagi-dokter-klub-3-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke