Ronaldinho Tetap Dipenjara Usai Permohonan Bebas Bersyarat Ditolak

KOMPAS.com - Legenda sepak bola Brasil, Ronaldinho, harus mendekam di penjara Paraguay sementara waktu selama masa pra-pengadilan kasus paspor palsu.

Keputusan itu diambil hakim Gustavo Amarilla dalam sidang tertutup di Asuncion, Ibu Kota Paraguay, Selasa (10/3/2020).

Sidang itu digelar setelah pengacara Ronaldinho, Sergio Queiroz, mengajukan pembebasan bersyarat dan atau menjadikan tahanan rumah dengan jaminan.

Hakim Gustavo menolak karena jaminan yang diberikan Ronaldinho sebesar 750-800 dollar AS atau setara Rp 10-11 miliar terlalu kecil.

Selain itu, hakim Gustavo menilai kasus Ronaldinho sangat serius karena ada penemuan bukti-bukti baru seperti keterlibatan pejabat dan pengusaha Paraguay.

Hakim Gustavo menilai keputusan menahan Ronaldinho harus diambil dan sudah menjadi tugasnya memastikan tahanan tidak melarikan diri selama penyelidikan.

"Ada banyak prosedur yang perlu dilakukan dengan kehadiran mereka berdua," kata hakim Gustavo dikutip dari AFP.

Keputusan itu membuat Ronaldinho saat ini sudah berada di penjara Paraguay selama lima hari sejak ditangkap pada Jumat (6/3/2020).

Ronaldinho ditangkap kepolisian bersama saudaranya, Roberto Asis, di Resort Yacht & Golf Club karena kedapatan memiliki paspor Paraguay.

Di sisi lain, Ronaldinho adalah warga negara Brasil.

Alhasil, Ronaldinho dan saudranya harus ditangkap untuk mengetahui motif kepemilikan paspor Paraguay.

Adapun Ronaldinho sendiri saat ini tidak memiliki paspor Brasil karena sanksi lingkungan yang diterimanya pada tahun 2018 karena melanggar hukum.

Faktor itulah yang membuat Ronaldinho dikabarkan memalsukan paspor untuk bisa masuk ke Paraguay.

Pasalnya, seorang warga Brasil tidak memerlukan paspor untuk masuk ke wilayah Paraguay.

Ronaldinho datang ke Paraguay untuk memenuhi undangan Nelson Belotti, seorang pemilik kasino di negara itu, dengan kepentingan bisnis.

Ketika ditangkap, Ronaldinho mengaku melalui pengacaranya bahwa paspor palsu Paraguay itu diberikan oleh orang yang mengundang.

Menurut hakim Gustavo, kasus ini akan dikembangkan untuk menyelidiki kemungkinan adanya asosiasi kriminal dan pencucian uang di Paraguay.