KOMPAS.com - Lega Serie A, penyelenggara kompetisi tertinggi Liga Italia, telah memilih Paolo Dal Pino sebagai presiden baru mereka setelah mendapat 12 suara dari 20 voter pada pemilihan yang bergulir di Milan pada Rabu (8/1/2020).
Paolo Dal Pino akhirnya terpilih setelah mendapat satu suara lebih banyak dari mayoritas. Dua pemungutan suara sebelumnya gagal mendapatkan kuorum.
Pertemuan di Via Rosellini, Milan, tersebut dihadiri para petinggi klub-klub Liga Italia.
Mereka yang hadir antara lain Giuseppe Marotta (Inter Milan), Andrea Agnelli (Juventus), Paolo Scaroni (Milan), Massimo Ferrero (Sampdoria), dll.
Menurut kantor berita ANSA, ada dua kubu dalam pemilihan ini. Satu yang menjagokan Paolo Dal Pino dan mereka yang inigin Gaetano Micciche kembali.
Micciche mengundurkan diri pada November 2019 setelah penyelidikan ke proses ia terpilih sebagai presiden pada Maret 2018.
Lega Serie A sempat berjalan satu tahun tanpa seorang presiden sebelum Micciche terpilih.
Voting akhir menempatkan Paolo Dal Pino dengan 12 suara sementara Gaetano Micciche memiliki 7 suara.
Satu suara absen.
Lahir pada 1962, Paolo Dal Pino berasal dari Milan dan mempunyai latar belakang di bidang telekomunikasi dan pernah bekerja di Fininvest, Mondadori, Kataweb, Telecom, SEAT, Pirelli, dan Wind.
Ia juga pernah menjadi direktur keuangann dan GM di La Repubblica, salah satu koran terbesar di Italia.
La Gazzetta dello Sport menggambarkan dia sebagai "salah satu manajer paling top di dunia TMT (Teknologi-Media-Telekomunikasi)."
Dal Pino menguasai tiga bahasa dan punya pengalaman bekerja di Brasil saat masih di Telecom dan Pirelli.
Salah satu tantangan terbesar Dal Pino, menurut La Repubblica, adalah menegosiasikan hak siar televisi kasta tertinggi Liga Italia.
Serie A akan memasuki siklus hak siar baru untuk musim 2021-2022 hingga 2023-2024 di tengah merosotnya jumlah pelanggan TV berbayar di Italia di tengah banyaknya tayangan bajakan.
Kasus rasisme juga masih marak dan menjadi momok di Liga Italia dengan beberapa kejadian yang melibatkan pemain-pemain berprofil tinggi seperti Romelu Lukaku (Inter Milan), Franck Kessie (AC Milan), serta Mario Balotelli (Brescia).
Bahkan, usaha Lega Serie A untuk memerangi rasisme dengan merekrut artis Simone Fugazzotto untuk memerangi rasisme berujung bencana.
Fugazzotto justru menggambar tiga kera untuk merepresentasikan keberagaman di sepak bola.
Sang pelukis memang terkenal dengan karya-karyanya yang kerap melukis monyet sebagai metafora manusia.
Keputusan Lega Serie A menunjuk artis tersebut sebagai ujung tombak kampanye antirasisme dikatakan sebagai bentuk tambahan betapa orang Italia sangat tidak sensitif terhadap isu rasisme.
Dal Pino harus berhadapan dengan Luigi De Siervo, CEO Lega Serie A, yang menunjuk Fugazzotto.
De Siervo juga melakukan langkah kontroversial dalam meminta semua produser siaran internasional Serie A untuk mematikan mikrofon yang mengarah ke Curva (tempat konsentrasi para Ultras di stadion-stadion Italia) agar tidak menangkap nyanyian-nyanyian rasis di televisi.
https://bola.kompas.com/read/2020/01/09/03000068/presiden-baru-lega-serie-a-dan-problem-menumpuk-di-liga-italia