KOMPAS.com - Ada fakta menarik dari pekan ke-13 Premier League, kasta tertinggi Liga Inggris, yang digelar akhir pekan ini.
Ada tiga laga yang digelar pada hari yang sama di kota yang sama pada Sabtu (23/11/2019).
Ketiganya adalah laga West Ham United vs Tottenham Hotspur, Arsenal vs Southampton, dan Crystal Palace vs Liverpool, yang seluruhnya digelar di London.
West Ham vs Tottenham digelar pada pukul 12.30 waktu setempat atau 19.30 WIB, sedangkan dua laga lain digelar serentak pada waktu yang sama, yakni pukul 15.00 waktu setempat atau 22.00 WIB.
West Ham vs Tottenham digelar di Stadion London, Arsenal vs Southampton di Stadion Emirates, dan Crystal Palace vs Liverpool di Stadion Selhurst Park.
Jika berkaca dengan kejadian di Indonesia, adanya tiga laga pada hari dan kota yang sama mungkin menjadi sesuatu yang mustahil terjadi.
Pasalnya, kepolisian biasanya takkan memberi izin bila ada pertandingan yang digelar bersamaan dengan kegiatan keramaian lainnya.
Sebagai contoh, laga Perseru Badak Lampung FC vs Persela Lamongan tak bisa digelar di Stadion Sumpah Pemuda, Bandar Lampung, pada 3 Agustus 2019.
Pertandingan tak bisa terealisasi karena digelar hampir bersamaan dengan pembukaan Pekan Raya Lampung.
Selanjutnya laga Persib Bandung vs Persija Jakarta yang terpaksa tak bisa dihelat di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung pada Senin 28 Oktober 2019.
Sebab, laga Persib vs Persija bentrok dengan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades).
Di Inggris, prosedur pengamanan pertandingan didasarkan pada tingkat risiko yang dinilai berdasarkan kategorinya.
Penilaian kategori mengacu pada beberapa hal, mulai dari jumlah penonton yang akan datang ke stadion, animo, hingga sejarah kedua tim.
Kategori A diperuntukan bagi pertandingan yang dinilai paling minim risiko kerusuhan.
Ada empat tingkatan kategori, masing-masing A, B, C, dan C+.
C+ adalah pertandingan yang memiliki tingkat risiko kerusuhan paling besar.
Beberapa pertandingan yang masuk kategori C+, antara lain Liverpool vs Manchester United, Manchester United vs Manchester City, ataupun Arsenal vs Tottenham Hotspur.
Semakin minim risiko kerusuhan, semakin minim pula jumlah personil kepolisian yang dikerahkan.
Bahkan, terkadang ada pertandingan yang sama sekali tidak mendapat pengamanan dari kepolisian.
Untuk pertandingan kategori ini, pengamanan biasanya hanya diserahkan pada steward.
Terlepas dari baiknya prosedur keamanan di Inggris, hal terpenting yang bisa dijadikan contoh adalah kedewasaan suporter.
Hal inilah yang sempat disoroti pemain senior nasional, Bambang Pamungkas, saat kejadian pelemparan bus pemain Persib usai laga melawan PS Tira Persikabo, di Cibinong, 14 September lalu.
Ketika itu, Bepe, sapaan Bambang, menyebut kejadian seperti itu berpotensi mempersulit perizinan pertandingan dari kepolisian.
"Coba bayangkan, jika dikarenakan tindakan suporter tersebut membuat izin keamanan, dan penyelenggaraan pertandingan sepak bola menjadi sulit didapat?" tulis Bepe di akun Instagramnya pada 15 September.
"Atau dikarenakan sepak bola sudah dianggap menjadi aktivitas yang membahayakan masyarakat, maka pemerintah mencabut rekomendasi liga, sehingga dengan sangat terpaksa liga harus dihentikan?"
"Secara prestasi sepak bola Indonesia ini belum memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan. Jadi jangan lagi ditambah dengan hal-hal yang sifatnya memperburuk citra sepak bola Indonesia."
"Saya masih percaya jika kita semua adalah orang-orang beradab. Maka dari itu mari kita hentikan kebiasaan buruk ini. We are so much better than this," pungkas pemain yang identik dengan nomor 20 itu.
https://bola.kompas.com/read/2019/11/24/19240758/ada-3-laga-liga-inggris-di-london-pada-hari-yang-sama-bagaimana-izin-polisinya