Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bos Bayern Muenchen Pernah Menangis Usai Pecat Ancelotti

Pernyataannya tersebut ia sampaikan dalam wawancaran eksklusif oleh salah satu stasiun televisi pada hari Jumat (11/10/2019) kemarin.

Ancelotti harus mengakhiri masa baktinya bersama Bayern Muenchen pada 28 September 2017.

Ancelotti dipecat usai Bayern takluk 0-3 di markas Paris Saint-Germain dalam laga fase grup Liga Champions pada 27 September 2017.

Keputusan mendepak Carlo Ancelotti adalah sesuatu yang berat bagi Karl-Heinz Rummenigge karena sang pelatih memiliki kualitas tersendiri bagi tim.

"Pertama-tama, saya pikir Ancelotti adalah pelatih yang bagus," kata Rummenigge seperti dikutip BolaSport.com dari AS.

"Sayangnya, setelah satu setengah tahun, performa Bayern tidak berjalan sesuai harapan dan Ancelotti tidak mendapatkan hasil sesuai ekspektasi kami pada musim kedua," sambungnya.

Rummenigge sendiri menilai sang pelatih sebagai pria yang tetap dapat bersikap tenang meski dalam kodisi buruk sekalipun.

Bahkan Rummenigge menganggap pelatih hasal Italia tersebut sebagai teman sejati bagi dirinya.

"Ancelotti adalah pria yang baik. Bagi saya, dia teman sejati. Dia selalu sangat tenang," ungkap Rummenigge.

"Saya telah bekerja dengan banyak pelatih, Akan tetapi, hanya Ancelotti yang mempunyai kemampuan untuk selalu tetap tenang, bahkan pada saat-saat sulit," tutur sang presiden klub.

Rummenigge kemudian menceritakan ketika dia harus memecat sang pelatih. Dirinya mengaku begitu emosional serta enggan untuk memecat Ancelotti.

Meski demikian karena keputusan jajaran petinggi klub mau tidak mau di harus menyampaikannya.

"Saya ingat ketika memecat dia. Ancelotti memahami situasinya. Dia memeluk saya dan berkata, 'Tidak apa-apa. Anda bukan bos saya lagi, tetapi kita masih tetap teman,”

"Saya akhirnya menangis karena saya tidak mengira kata-kata tersebut keluar dari Ancelotti pada saat itu."

Carlo Ancelotti merupakan juru taktik yang bergelimang prestasi. Namanya benar-benar harum ketika sukses membawa AC Milan menjuarai Liga Champions pada 2003 dan 2007.

Peracik strategi kelahiran Reggiolo, Italia, 60 tahun silam ini kemudian membawa Chelsea dan Paris Saint-Germain merajai kompetisi domestik.

Carlo Ancelotti mengantarkan Chelsea menjuarai Liga Inggris dan Piala FA pada 2010. Ancelotti lalu memimpin PSG menguasai Liga Prancis pada 2013.

Setelah itu, Ancelotti memuluskan ambisi Real Madrid dalam memenangkan Liga Champions pada tahun 2014 lalu.

Sosok yang sekarang menangani Napoli ini juga menorehkan prestasi yang cukup gemilang di Bayern Muenchen.

Carlo Ancelotti mempersembahkan tiga gelar untuk Bayern, yakni Liga Jerman (2017) dan Piala Super Jerman (2016, 2017). (Bagas Reza Murti)

https://bola.kompas.com/read/2019/10/12/21200088/bos-bayern-muenchen-pernah-menangis-usai-pecat-ancelotti

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke