Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Banyak Laga Berpotensi Ditunda, Persib Buka Peluang Pindah Kandang

Klub berjulukan Maung Bandung itu dijadwalkan menjamu Persebaya Surabaya pada 19 Oktober (pekan ke-23), dan Persija Jakarta pada 28 Oktober (pekan ke-25).

Selain karena tensi dua laga tersebut yang terbilang tinggi, potensi penundaan juga disebabkan situasi keamanan dan politik di Bandung yang belum kondusif.

Dalam beberapa hari terakhir, marak aksi massa yang dilakukan aliansi mahasiswa di Bandung untuk menolak RUU KUHP dan RUU KPK.

Dari dua laga tersebut, partai Persib vs Persebaya paling berpotensi ditunda. Sebab pertandingan akan berlangsung tepat satu hari sebelum pelantikan Presiden Republik Indonesia.  

Sebelumnya, laga kandang Persib menghadapi Arema FC sempat mengalami penundaan lantaran situasi di Bandung yang kurang kondusif karena maraknya aksi massa tersebut.

Laga tersebut seharusnya digelar pada 28 September, di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.

Tidak hanya laga Persib vs Arema, beberapa pertandingan lain seperti duel Persija Jakarta vs Borneo, Persebaya vs Borneo FC, hingga PSIS vs Bali United juga mengalami penundaan.

Hal tersebut dikarenakan aksi massa tidak hanya terjadi di Bandung, melainkan juga berlangsung di beberapa wilayah seperti Jakarta, Makassar, Solo, Semarang, Medan, dan beberapa kota lainnya di Indonesia.

Pelatih Persib, Robert Rene Alberts, angkat bicara soal banyaknya laga di Liga Indonesia yang mengalami penundaan.

Robert tidak mengerti dengan situasi sepak bola Indonesia, karena di negara lain, pertandingan sepak bola tetap digelar meski agenda kenegaraan juga berlangsung.

"Coba sebut negara di Eropa yang menunda pertandingan sepak bola ketika ada pemilu di negaranya? Tidak ada. Dan kita tidak bisa mengatakan ini budaya di Indonesia," kata Robert.  

"Saya tidak tahu tentang situasi politik di negeri ini, tetapi saya fokus dalam sepak bola, dan apapun konsekuensi yang menimpa sepak bola, kami harus menerima itu," sambung dia.

Dengan situasi tersebut, Robert bukannya mau menyalahkan pihak pengaman. Menurut Robert, masalah banyaknya laga yang ditunda karena alasan keamanan seharusnya menjadi pengingat bagi semua pihak dalam sepak bola Indonesia, termasuk suporter, untuk segera berbenah.

Artinya, Robert meminta agar semua suporter di Indonesia bisa lebih tertib dalam menyaksikan pertandingan sepak bola agar pertandingan berjalan aman dan kondusif.

Bila hal tersebut dilakukan, maka pertandingan pun tidak perlu dijaga ketat oleh pihak keamanan. Sebab, suporter, murni datang untuk menyaksikan pertandingan bukan membuat keributan.

"Suporter juga harus mengerti, kalau mereka datang ke stadion untuk menikmati pertandingan sepak bola. Bukan untuk buat keributan dengan tim lain," ujar pelatih 64 tahun itu.

"Dan ini adalah proses pendidikan yang harus dilalui, kami ingin terus main bola, bebas, tidak terikat situasi politik di sebuah negara," tegas Robert.

Sementara itu pelatih fisik Persib Yaya Sunarya, menyebut tidak menutup kemungkinan bagi Persib untuk pindah kandang, bila memang ada potensi penundaan laga lagi yang harus dialami Persib.

Dikatakan Yaya, penundaan pertandingan merugikan bagi Persib. Sebab, dengan penundaan tersebut Maung Bandung sering kehilangan momentum.

Tak hanya itu, penundaan pertandingan juga membuat program latihan yang sudah disusun matang jadi berantakan.  

"Kami belum tahu, hanya kalau melihat situasi politik saat ini, mungkin akan ada penundaan lagi. Ya, kemarin coach bilang agar sebisa mungkin kami tetap main," kata dia.  

"Artinya, pertandingan jangan sampai ditunda. Mungkin bisa saja kami pindah kandang untuk sementara waktu, agar bisa tetap bertanding. Ya, mungkin nanti coach yang bilang ke manajemen," ungkap Yaya.

https://bola.kompas.com/read/2019/10/07/21520058/banyak-laga-berpotensi-ditunda-persib-buka-peluang-pindah-kandang-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke