Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Man United Melakukan Kesalahan Sama seperti Liverpool Dahulu

KOMPAS.com - Manchester United dipercaya melakukan kesalahan sama seperti yang dilakukan Liverpool dua dekade silam.

Pergantian pelatih terus menerus dan blunder di level petinggi dikatakan sebagai penyebab kemurungan Man United kini.

Mantan gelandang Liverpool, Jamie Redknapp, mengutarakan hal tersebut saat menjadi pandit di Sky Sports.

Menurutnya, Manchester United dan Liverpool memiliki kemiripan dalam upaya mencari kejayaan kembali setelah periode kesuksesan mereka lewat.

Redknapp bercerita soal awal ia bergabung dengan Liverpool pada 1991, yang ternyata menjadi penutup era dominasi di mana mereka memenangkan 7 gelar Liga Inggris pada 1980-an.

"Saya datang dan mereka tak memenangkan liga lagi hingga 30 tahun. Saya akan dianggap gila apabila saat itu mengatakan Liverpool tak bakal juara lagi tetapi banyak hal bisa berubah dengan cepat," ujarnya.

"Ada masalah dengan rekrutmen dan di level petinggi."

"Sekarang Man United melakukan kesalahan seperti yang telah dilakukan Liverpool pada 1990-an dan awal 2000-an, mengganti-ganti manajer, mengejar cara bermain berbeda dan bagaimana kami bisa membenahi keadaan," lanjutnya.

Jamie Redknapp juga membahas soal keputusan Manchester United merekrut Ole Gunnar Solskjaer secara permanen walau pelatih asal Norwegia itu pada awalnya hanya diplot sebagai bos ad interim untuk mengisi kursi yang ditinggal Jose Mourinho.

"Ole Gunnar Solskjaer adalah pria yang sangat beruntung untuk dapat melatih Man United. Ia tak bisa bergeser dari Cardiff ke Molde dan menjadi manajer Manchester United, transisinya bukan seperti itu," ujar Redknapp lagi.

"Anda perlu manajer sesungguhnya seperti Juergen Klopp atau Pep Guardiola. Namun, apa yang akan Anda lakukan jika membuangnya sekarang, langkah apa yang bakal diambil?" lanjut Redknapp.

Kendati demikian, catatan sejarah menunjukkan bahwa Liverpool era Jamie Redknapp lebih stabil ketimbang Man United sekarang.

Setelah Sir Kenny Dalglish hengkang pada 1991, The Reds hanya memiliki empat pelatih permanen sampai 2010.

Mereka adalah Greame Souness (1991-1994), Roy Evans (1994-1998), Gerard Houllier (1998-2004), dan Rafa Benitez (2004-2010). 

Sementara, Manchester United telah memiliki empat pelatih permanen hanya dalam waktu enam tahun sejak Sir Alex Ferguson pensiun pada 2013.

Kuartet tersebut adalah David Moyes (2013-2014), Louis van Gaal (2014-2016), Jose Mourinho (2016-2018), dan Ole Gunnar Solskjaer (2019-sekarang).

Pelatih dengan masa bakti paling lama dari nama-nama tersebut adalah Jose Mourinho (900 hari). Sementara, dari kubu Liverpool, Rafa Benitez mencatatkan hari menjabat terlama (2.163 hari).

Selain pelatih yang tak mumpuni, pendapat Jamie Redknapp ditimpali oleh Graeme Souness.

Pria asal Skotlandia ini mengatakan bahwa strategi transfer klub berujung ke skuad terburuk Manchester United yang pernah ia lihat di Premier League.

"Ini Manchester United, salah satu klub sepak bola terbesar di dunia dan mereka jauh sekali dari di mana mereka berada beberapa tahun silam," tutur tiga kali pemenang Piala Champions bersama Liverpool (1978 ,1981, dan 1984) tersebut.

"Mudah mengatakan bahwa pemain-pemain yang absen akan memberikan dimensi lebih. Akan tetapi, saya tak melihat ada banyak perubahan apabila mereka turun dengan tim lengkap."

"Saya telah mengatakan beberapa pekan lalu bahwa ini adalah grup Manchester United paling medioker sepanjang sejarah Premier League. Mereka pemain-pemain bagus dan memberikan segalanya, tetapi mereka tak cukup bagus," ujarnya menutup.

https://bola.kompas.com/read/2019/10/07/21220068/man-united-melakukan-kesalahan-sama-seperti-liverpool-dahulu

Terkini Lainnya

Timnas U20 Bakal Ikut Turnamen di Perancis

Timnas U20 Bakal Ikut Turnamen di Perancis

Liga Indonesia
Selepas Kalah dari Irak, Timnas U23 Indonesia Dilarang Sentuh Bola

Selepas Kalah dari Irak, Timnas U23 Indonesia Dilarang Sentuh Bola

Liga Indonesia
Hasil Piala Uber 2024: Ester Menang Sengit, Indonesia Tembus Semifinal!

Hasil Piala Uber 2024: Ester Menang Sengit, Indonesia Tembus Semifinal!

Badminton
Indonesia Diminta Jadi Kandidat Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Basket U19

Indonesia Diminta Jadi Kandidat Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Basket U19

Sports
Indonesia Vs Irak: Laga yang Menyulitkan dan Menentukan di 15 Menit Terakhir

Indonesia Vs Irak: Laga yang Menyulitkan dan Menentukan di 15 Menit Terakhir

Timnas Indonesia
Hasil Piala Uber 2024: Apri/Fadia Berjaya, Indonesia 2-0 Thailand

Hasil Piala Uber 2024: Apri/Fadia Berjaya, Indonesia 2-0 Thailand

Badminton
Gregoria Akhirnya Menang Atas Intanon, Indonesia 1-0 Thailand

Gregoria Akhirnya Menang Atas Intanon, Indonesia 1-0 Thailand

Badminton
Indonesia vs Irak: Dukungan Ali Jasim untuk Garuda Muda agar Tampil di Olimpiade

Indonesia vs Irak: Dukungan Ali Jasim untuk Garuda Muda agar Tampil di Olimpiade

Timnas Indonesia
Piala Asia U23, Saat Shin Tae-yong Masih Pertanyakan Kinerja Wasit…

Piala Asia U23, Saat Shin Tae-yong Masih Pertanyakan Kinerja Wasit…

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: STY Apresiasi Timnas Indonesia, Sebut Garuda Maju Drastis

Piala Asia U23 2024: STY Apresiasi Timnas Indonesia, Sebut Garuda Maju Drastis

Timnas Indonesia
Hasil Chelsea Vs Tottenham 2-0: The Blues Berjaya, Postecoglou Meradang

Hasil Chelsea Vs Tottenham 2-0: The Blues Berjaya, Postecoglou Meradang

Liga Inggris
Hasil Roma Vs Leverkusen 0-2: Dongeng Alonso Berlanjut, 47 Laga Tanpa Kalah!

Hasil Roma Vs Leverkusen 0-2: Dongeng Alonso Berlanjut, 47 Laga Tanpa Kalah!

Liga Lain
Shin Tae-yong soal Kedalaman Skuad Garuda dan 'Burnout' Pemain Jelang Laga Kontra Guinea

Shin Tae-yong soal Kedalaman Skuad Garuda dan "Burnout" Pemain Jelang Laga Kontra Guinea

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia Vs Guinea, Berjuang untuk Olimpiade

Jadwal Timnas Indonesia Vs Guinea, Berjuang untuk Olimpiade

Timnas Indonesia
Skenario Timnas Indonesia ke Olimpiade, Satu Jalan Terakhir Garuda

Skenario Timnas Indonesia ke Olimpiade, Satu Jalan Terakhir Garuda

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke