Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Persaingan di MotoGP, Oase Marc Marquez dan Sesuap Air Rider Lain

KOMPAS.com - Marc Marquez bisa menjadi juara dunia MotoGP untuk keenam kalinya apabila ia menjadi yang tercepat melintasi garis finis di MotoGP Thailand, dua pekan mendatang.

Pembalap Repsol Honda itu bisa menjadi juara dengan empat balapan tersisa di Kejuaraan Dunia MotoGP 2019: Motegi, Phillip Island, Sepang, dan Ricardo Tormo (Valencia).

Marc Marquez mendominasi dunia MotoGP sejak pertama datang ke kelas premier pada 2013. Kemenangan di Aragon adalah yang ke-78 dari 200 balapan di kelas Grand Prix.

MotoGP 2019 adalah kali kelima Marc Marquez mencapai delapan kemenangan sepanjang musim. Ia menorehkan 10 kemenangan pada 2010, 9 pada 2012, 13 pada 2014, dan 9 pada 2018).

Rider Repsol Honda itu bisa mengulang prestasi 2014, ketika mencatatkan 13 kemenangan saat menuju gelar juara, apabila bisa memenangi semua seri sisa.

Enam tahun berkompetisi di MotoGP dan hanya sekali Marc Marquez tidak merasakan manisnya gelar juara, yakni saat Jorge Lorenzo mengambil titel pada musim 2015.

Motociclismo mengutarakan bahwa persaingan di MotoGP sekarang terbagi dua.

Menurut mereka, hal tersebut terpampang dengan jelas di MotoGP Aragon akhir pekan kemarin.

"Ada Jack Miller, yang tampil eksplosif. Maverick VInales, solid, mengejar sebelum dibenamkan oleh kedua Ducati. Fabio Quartararo, sang rookie yang mencari kecepatan. Andrea Dovizioso, mengejar dari belakang untuk menjadi runners up. Valentino Rossi, hilang dan tak bisa bersaing dengan Aprillia. Danilo Petrucci, semangat membara," tulis mereka.

"Di sisi lain persaingan para pembalap itu, ada Marc Marquez seorang diri. Di saat orang-orang lain berebutan sesuap air di padang pasir, Marc Marquez menunggu di oasis-nya, sembari berendam dalam jacuzzi," lanjut Motociclismo.

Sebagai gambaran, mereka menulis bagaimana Marc Marquez langsung membuat pernyataan niat kepada para rivalnya pada Free Practice 1 MotoGP Aragon.

"Pada pagi hari, ketika mesin pembuat kopi masih bekerja, Marc Marquez memakai baju balapnya lalu menggeber motornya di trek. Setelah dua lintasan, ia mencatatkan waktu rekor yang tak bisa dikejar siapa pun sepanjang akhir pekan," tulisnya lagi.

Ya, pada sesi FP1 tersebut Marc Marquez membuat catatan waktu sensasional, 1 menit 46,869 detik. Pembalap-pembalap lain tak bisa menembus angka 1 menit 48 detik.

Jika tak terpeleset di Austin, Marc Marquez bisa merayakan gelar juara di Aragon, di hadapan para suporternya sendiri, di lintasan yang salah satu bagiannya diberi nama "Tikungan Marc Marquez".

Motociclismo kemudian mengatakan kalau era dominasi Marc Marquez tidaklah abadi.

Namun, kapan waktunya tersebut masih jauh dari pasti. Apalagi, menurut situs tersebut, Honda tak akan gagal lagi seperti pada 2015.

Alhasil, era Marc Marquez hanya akan berakhir karena merosotnya peforma dari sang pembalap sendiri seiring bertambahnya usia.

Mengingat usia sang pebalap yang masih 26 tahun, hari tersebut tentu masih akan sangat jauh.

https://bola.kompas.com/read/2019/09/25/20000028/persaingan-di-motogp-oase-marc-marquez-dan-sesuap-air-rider-lain

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke