KOMPAS.com - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, berstatus juara bertahan pada China Open 2019.
Anthony berhasil meraih status tersebut setelah mendapatkan podium puncak pada tahun lalu secara dramatis.
Dirinya mampu meruntuhkan sejumlah tembok besar dalam perjalanan menjadi juara. Anthony mengalahkan para pemain terbaik dunia.
Dia menyingkirkan Lin Dan (China), Viktor Axelsen (Denmark), Chen Long (China), Chou Tien Chen (Taiwan) sebelum menaklukkan pebulu tangkis nomor satu dunia dari Jepang, Kento Momota, pada laga final.
Kemenangan tersebut juga menjadi gelar pertama baginya dalam turnamen berkategori super 1.000.
Meski demikian, permainan dari pebulu tangkis peringkat 9 dunia ini belum stabil. Ini membuat Anthony belum mampu meraih gelar juara dalam turnamen lain selevel China Open.
Penampilannya sempat menurun sejak akhir tahun lalu.
Meskipun mampu bangkit dan mencapai final Singapore Open 2019 dan Australia Open 2019, dia belum bisa menelurkan gelar.
Menyandang status juara bertahan bukan hal yang mudah bagi Anthony.
Terlebih, poin yang bakal didapat dari China Open ini juga menjadi modal bagus untuk meraih tiket menuju Olimpiade Tokyo 2020.
Demi memberi motivasi lebih, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, menyampaikan pesan untuk penepak bulu angsa satu ini.
"Anthony betul-betul harus lebih ekstra fokus. Hal-hal seperti pengaturan strategi, persiapan yang lebih detail, mungkin hal-hal yang kita tahu. (Namun) kadang ada (juga) hal di luar lapangan yang mempengaruhi, dia harus bisa lebih profesional lagi," kata Susy.
"Sudah saatnya juga, lawan yang dihadapi pun bukan baru sekali-dua kali, sudah sering ketemu," lanjut Susy Susanti.
Pada babak pertama China Open, pebulu tangkis berusia 22 tahun ini akan bertemu wakil Jepang, Kenta Nishimoto.
Keduanya sudah bertemu sebanyak 4 kali. Hasilnya, mereka berbagi kemenangan 2-2.
Pertemuan terakhir, Anthony mampu menang dua gim langsung dengan skor 21-10, 21-16 pada ajang Singapore Open 2019.
"Anthony harus lebih siap di lapangan, sudah saatnya mengemban tanggung jawab dan bisa mencapai target untuk bisa memudahkan jalan menuju Olimpiade," pesan Susy.
"Ada tanggung jawab besar yang harus diemban. Kalau sebelumnya nggak apa-apa, ya sekarang harus apa-apa, karena mikirnya panjang," tambahn wanita yang juga legenda bulu tangkis Indonesia ini.
"Jangan sampai rankingnya turun, nanti terlempar (rankingnya), harus waspada pada diri sendiri, dan waspada dengan lawan," pesan Susy mengakhiri.
https://bola.kompas.com/read/2019/09/17/13044398/pesan-susy-kepada-anthony-untuk-china-open-2019