JAKARTA, KOMPAS.com - Demi meningkatkan kemampuan berlari hingga jarak jauh, pelatih untuk olahraga lari, Agung Mulyawan menyampaikan saran bagi pelari pemula.
"Dimulai dari lari 800 meter untuk latihan di track (lintasan atletik)," kata Agung di sela-sela perhelatan Smile Run di kawasan Taman Kerinci, Kebayoran Baru, Jakarta pada Sabtu (24/8/2019).
Lantas, Agung Mulyawan, kelahiran Bogor 14 Mei 2019 ini, juga menyebut nomor lintasan yang bisa dilahap pelari pemula.
Nomor-nomor itu adalah 3000 meter, 5000 meter, dan 10.000 meter.
"Nah kalau sudah, baru berlari hingga full marathon (42,195 kilometer)," tutur lulusan Universitas Negeri Jakarta Jurusan Kepelatihan ini.
Sementara itu, untuk latihan di lintasan jalan raya, Agung, pendiri Agung Mulyawan Track Club (AMTC) pada 2018 ini menyarankan para pemula mulai berlari di nomor 5 kilometer.
Mental
Lebih lanjut, Agung yang menjadi asisten pelatih Pelatnas Atletik PB PASI periode 2014-2016 berpesan agar para pelari maraton terbiasa menyiapkan waktu dan mental demi memenangi perlombaan.
"Persiapan minimal 4 bulan sebelum lomba," kata pendiri Kids Athetics RACe pada 2011 ini.
Ikhwal latihan, Agung mengatakan bahwa paling ideal adalah dengan membiasakan diri berlatih minimal 4 kali dalam seminggu.
"Perhatikan juga asupan makanan bagi pelari maraton," imbuh Agung sembari menyebut tinggi karbohidrat dan lemak sebagai pilihan yang disarankan.
Sementara, mengenai istirahat, Agung yang saat duduk di bangku SMA sukses mencatatkan waktu terbaik, 51 detik untuk nomor lari 400 meter itu mengatakan,"Minimal 6 jam tidur di malam hari."
Celah bibir
Pada kesempatan itu juga, Program Director & Country Manager Smail Train Indonesia Deasy Larasati menjelaskan ikhwal penanganan anak-anak yang memiliki kelainan celah bibir dan atau langit-langit.
Ia mengambil contoh anak berusia 3 bulan yang memiliki kelainan tersebut.
"Biasanya pada usia 3 bulan, dilakukan dahulu operasi celah bibir," kata Deasy.
Lantas, jika memang anak bersangkutan juga mengalami kelainan langit-langit, dilakukanlah operasi pemulihan tersebut.
Selanjutnya, saat berusia 5 tahun, dapat juga dilakukan operasi hidung.
"Bila ditemukan hidung si anak kondisinya kurang simetris," lanjut Deasy.
Lembaga yang dipimpin Deasy melaksanakan perawatan komprehensif dan berkelanjutan.
"Sehabis operasi penutupan celah dan langit-langit, bisa juga dilakukan terapi bicara," tuturnya.
"Sehingga, operasi dan perawatan itu bisa membuat anak mendekati pemulihan sempurna," kata Deasy.
Soal biaya, Deasy menginformasikan, sekali operasi, dibutuhkan biaya di kisaran Rp 15 juta.
"Biasanya operasi ini dilakukan di rumah sakit yang tidak bekerja sama dengan kami," tutur Deasy.
Sementara, biaya satu kali operasi pada rumah sakit yang bekerja sama dengan Smile Train Indonesia berada di kisaran angka Rp 5,5 juta.
Hingga kini, kata Deasy, Smile Train Indonesia menjalin kerja sama dengan 85 mitra rumah sakit dan sekitar 300 dokter.
Sementara itu, Deasy menerangkan ada komitmen minimal penggalangan dana sebesar 1.000 dollar AS pada program Smile Train.
"Angka donasi sebesar itu bisa menolong dua orang anak," demikian Deasy Larasati.
https://bola.kompas.com/read/2019/08/27/13224898/wahai-pemula-mulailah-tempuh-jarak-ini-untuk-berlari