Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perbedaan dan Kesamaan Chelsea 2019 dengan Manchester United 1995

KOMPAS.com - Chelsea memulai musim 2019-2020 dengan menelan kekalahan 0-4 di kandang Manchester United, Minggu (11/8/2019). Laga pertama Frank Lampard sebagai pelatih itu menuai beberapa kritik keras.

Salah satunya datang dari mantan bos Chelsea, Jose Mourinho, yang mengatakan bahwa Frank Lampard menurunkan terlalu banyak pemain muda sekaligus.

Mourinho bilang pemain-pemain seperti Mason Mount (19), Tammy Abraham (21), dan duet bek tengah Kurt Zouma (24) serta Andreas Christensen (23) terlalu terekspos apabila dimainkan di kandang tim sekuat Manchester United.

Frank Lampard berkelit. Dia menyebut beberapa pemain seniornya tengah cedera dan ia tak bisa memaksakan mereka turun.

Pemain seperti Antonio Ruediger, Willian, Olivier Giroud, serta N'Golo Kante memang tengah merawat cedera sehingga tak bisa turun dari awal pertandingan atau melewatkan partai di Old Trafford itu sama sekali.

Pemain muda yang sarat pengalaman seperti Callum Hudson-Odoi dan Rubern Loftus-Cheek juga harus absen.

"Saya tidak bisa memaksa pemain yang sedang dalam masa penyembuhan cedera, terlepas pemain tersebut berpengalaman atau tidak. Mereka yang bermain sekarang, yang ada di bench, adalah yang terbaik," ujarnya.

Media asal London, The Independent, mengambil sisi positif dari kekalahan tersebut dan membandingkannya dengan salah satu laga Manchester United paling terkenal.

Partai itu terjadi pada 19 Agustus 1995 ketika Manchester United kalah 1-3 dari Aston Villa pada pertandingan pertama musim ketika mereka harus menurunkan para pemain muda, sama seperti Chelsea akhir pekan lalu.

Manchester United, yang finis peringkat kedua di Liga Inggris musim sebelumnya, baru saja menjual tiga pemain kunci: Paul Ince, Mark Hughes, dan Andrei Kanchelskis.

Alex Ferguson ketika itu ingin membangun ulang timnya. Ia mempercayakan kejayaan Man United kepada para pemain muda di skuad dan tak membeli siapa pun pada musim panas.

Hal ini sama dengan Chelsea, walau keadaan memaksa The Blues tak bisa membeli pemain baru untuk jendela transfer ini dan juga musim dingin karena larangan dari FIFA.

Saat bertandang ke Aston Villa pada laga pertama musim itu, kekuatan Setan Merah kembali berkurang dengan absennya Steve Bruce, David May, Ryan Giggs, Andy Cole, dan juga Eric Cantona, yang masih menjalani skors akibat tendangan kung-fu ke fans Crystal Palace pada Januari 1995.

Tanpa pemain-pemain tadi, Manchester United yang menurunkan mayoritas personel muda tumbang 0-3 pada babak pertama dan hanya dapat membalas satu gol setelah turun minum.

Bek kiri Phil Neville, yang masih berusia 18 tahun, ditarik keluar saat inverval dan penampilan memesona Dwight Yorke pada laga ini jadi salah satu alasan Ferguson membelinya tiga tahun kemudian.

Setelah kekalahan tersebut, mantan kapten Liverpool dan komentator BBC, Alan Hansen, mengutarakan pendapatnya yang akan menjadi salah satu komentar paling terkenal sepanjang sejarah Liga Inggris.

"Saya pikir mereka punya masalah. Tentu saja, tiga pemain telah pergi tetapi Anda harus beli pemain ketika dalam posisi kuat. Anda tak akan dapat memenangkan apa-apa dengan anak-anak," ujar Hansen di BBC.

Namun, permainan Manchester United membaik seiring kembalinya para pemain senior tadi, terutama Eric Cantona pada medio Oktober.

Bahkan, Man United bisa mengejar defisit 12 poin dari Newcastle United untuk menjadi juara Liga Inggris pada akhir musim.

Manchester United melengkapi gelar Liga Inggris ini dengan trofi Piala FA setelah mengalahkan Liverpool pada partai pamungkas.

"Tentu, ini bukan mengatakan bahwa Chelsea sekarang mendekati Man United 1995-1996, kualitas mereka masih sangat jauh, tetapi ini seharusnya meyakinkan publik bahwa kekalahan 0-4 tak seburuk yang terlihat," tulis Miguel Delaney di artikelnya di Independent.

"Terlihat bahwa ada ide permainan yang ingin Chelsea gunakan. Banyak pemain bagus akan kembali, termasuk pemain terbaik mereka. Namun, banyak yang harus dikembangkan," lanjutnya.

Salah satu catatan yang harus dipertimbangkan Delaney dan para fans Chelsea lain adalah situasinya tak segemilang Man United 1995.

Anak-anak muda Manchester United ketika itu sudah mengeruk banyak pengalaman pada usia muda mereka.

Ryan Giggs, walau masih berusia 21 tahun, sudah mengenyam empat musim bermain di kasta teringgi Liga Inggris.

Gary Neville (20 tahun dan 5 bulan ketika itu) merupakan anggota tim utama yang juga bermain dalam final Piala FA musim sebelumnya.

Paul Scholes ((20 tahun 9 bulan) dan Nicky Butt (20 tahun 6 bulan) secara kolektif telah turun dalam lebih dari 30 pertandingan dan mencetak 8 gol pada musim 1994-1995.

Sementara itu David Beckham (20 tahun 3 bulan) telah mencetak gol dalam laga Liga Champions kontra Galatasaray.

Mason Mount dan Tammy Abraham sejauh ini baru terlihat garang di kasta kedua Liga Inggris. Andreas Christensen kehilangan tempatnya di tim utama Chelsea di bawah Maurizio Sarri musim lalu.

Sementara, Kurt Zouma tak terlalu merebut perhatian saat dipinjamkan ke Everton pada 2018-2019.

Satu lagi pemain muda mereka yang jadi andalan setelah kepergian Eden Hazard, Christian Pulisic (20), juga masih sangat hijau untuk bersaing di Premier League dan cedera robek otot sangat membatasi penampilannya bersama Borussia Dortmund pada musim lalu.

https://bola.kompas.com/read/2019/08/13/06020038/perbedaan-dan-kesamaan-chelsea-2019-dengan-manchester-united-1995

Terkini Lainnya

Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas Indonesia
Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Liga Inggris
Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Sports
Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas Indonesia
Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Badminton
Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia
Daftar 4 Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Uzbekistan Lawan Indonesia

Daftar 4 Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Uzbekistan Lawan Indonesia

Internasional
Jadwal Indonesia Vs Uzbekistan pada Semifinal Piala Asia U23 2024

Jadwal Indonesia Vs Uzbekistan pada Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Turnamen Basket Mandiri 3x3 Indonesia, Antusiasme Peserta di Medan

Turnamen Basket Mandiri 3x3 Indonesia, Antusiasme Peserta di Medan

Sports
Hasil Real Sociedad Vs Madrid 0-1, Sinar Arda Gueler Bawa Los Blancos Menang

Hasil Real Sociedad Vs Madrid 0-1, Sinar Arda Gueler Bawa Los Blancos Menang

Liga Spanyol
Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Internasional
Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke