Sangkin kencangnya getaran, semua pemain berhamburan keluar hotel untuk menyelamatkan diri bersama dengan pengguni hotel lainnya.
Saat gempa terjadi, seluruh pemain Singo Edan termasuk tim pelatih tengah melepas penat di Hotel sekitar Jakarta Barat.
Guncangan mulai terasa sekitar pukul 19.03 WIB.
Awalnya gempa terasa pelan dan tidak berbahaya.
Setelah itu, guncangan semakin keras hingga membuat seluruh penghuni hotel panik dan berlarian keluar, termasuk skuad Arema FC.
Alfarizi menuturkan saat terjadi gempa ia dan rekan-rekannya sedang menyaksikan pertandingan antara Persebaya melawan Persipura di televisi.
Ia dan rekan-rekan mengaku tidak menduga guncangan bisa sedasyat itu hingga membuat mereka panik.
Bahkan Nasir sampai harus mengurungkan niatnya untuk mandi karena ikut panik.
"Tadi saya sedang lihat Persebaya melawan Persipura, mulai kerasa itu. Tadi Nasir mau mandi malahan. Tapi kami semua keluar." ungkap Alfarizi.
Fullback lincah tersebut mengakui sempat menolak keluar kamar.
Hal itu lantaran tidak bisa berlari cepat lantaran cedera.
Namun pada akhirnya ia ikut keluar hotel karena merasa tidak aman.
Selain pemain, Sport Therapist David Setiawan juga ikut terlihat dalam kerumunan.
Ia mengaku saat guncangan terjadi ia tengah melakukan terapi pada Agil Munawar.
Awalnya ia tidak menyadari, namun begitu mendengar banyak orang berlarian.
Ia pun langsung ikut menuju titik kumpul.
David mengaku gempa ini membuatnya ingat kembali insiden gempa Papua yang dia pernah alami dulu.
"Saya langsung ingat gempa di Papua. Dulu pas away ke sana dan saya juga sedang terapi. Takut juga," papar dia.
https://bola.kompas.com/read/2019/08/03/09200048/sedang-saksikan-persebaya-vs-persipura-tim-arema-rasakan-gempa-banten