Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melirik Kans Liverpool Jadi seperti Real Madrid di Liga Champions

KOMPAS.com - Liverpool memenangkan trofi ke-6 Liga Champions sepanjang sejarah klub saat menundukkan Tottenham Hotspur, Minggu (2/6/2019) dini hari WIB. Apakah musim depan Juergen Klopp dan pasukannya bisa menambah koleksi trofi kompetisi terakbar Eropa itu jadi tujuh?

Mempertahankan gelar Liga Champions merupakan sesuatu yang teramat unik dan belum pernah dilakukan pada era modern sebelum Real Madrid menyabet tiga gelar beruntun antara 2016 dan 2018.

Sebelum Real Madrid era Zinedine Zidane, tim terakhir yang dapat mempertahankan Piala/Liga Champions adalah AC Milan pada 1993 dan 1994.

Mari kita telisik apa yang mungkin Liverpool bisa pelajari dari Zinedine Zidane saat melakukan keajaiban dengan memenangi tiga gelar Liga Champions secara beruntun.

Kontinuitas tampak menjadi faktor penting. Real Madrid tak mengganti banyak komposisi tim selama tiga tahun dominasi tadi.

Klub yang terkenal sebagai Galacticos dan kerap mendatangkan pemain-pemain terbaik dunia relatif kalem dalam periode tersebut.

Bahkan, sembilan pemain sama menjadi starter dalam final 2016, 2017 dan 2018. Mereka adalah Keylor Navas, Dani Carvajal, Sergio Ramos, Marcelo, Casemiro, Toni Kroos, Luka Modric, Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema.

Satu-satunya starter yang kehilangan tempatnya adalah Pepe, partner Sergio Ramos di sektor bek tengah pada final 2016. Ia absen pada final 2017 dan tempatnya diisi oleh Raphael Varane.

Satu pemain, Isco, menjadi starter dalam dua final (2017 dan 2018) sementara Gareth Bale, yang memulai final 2016, menjadi pahlawan dua gol setelah turun dari bangku cadangan kontra Liverpool pada final 2018.

Menurut data Transfermarkt, Real Madrid memang "hanya" mengeluarkan dana 150 juta euro pada bursa transfer antara 2016 dan 2018 tanpa kesuksesan berarti.

Pemain-pemain yang masuk pada periode itu antara lain: Dani Ceballos (dari Real Betis), Theo Hernandez (Atletico Madrid), Danilo (FC Porto), dan Alvaro Morata (Juventus). Tak ada satu pun yang bisa merenggut hati Zidane dan mematenkan tempat di tim utama Los Blancos.

Alhasil, pelajaran dari Real Madrid adalah menghamburkan uang bukan solusi segalanya.

Aktivitas minim dalam bursa transfer, setidaknya dalam kasus Real Madrid, tidak masalah apabila inti tim solid dan tak terpecah.

Dalam hal ini, Liverpool harus memastikan bahwa tak ada tim elite dari liga-liga Eropa lainnya yang berani  menyentuh pemain inti seperti Sadio Mane atau Mohamed Salah, bahkan Virgil van Dijk sekali pun.

Mengingat pemasukan klub yang mencapai 455 juta pounds antara Mei 2017 dan Mei 2018, klub berada dalam posisi kuat untuk menahan diri dari godaan tawaran finansial terbesar sekali pun.

Apalagi, status klub sebagai jawara Eropa membuat mereka kini jadi salah satu destinasi paling seksi bagi para pemain kelas dunia.

Setidaknya, Liverpool Echo melaporkan bahwa mereka bersedia melepas beberapa pemain pinggiran. Nama yang disebut akan pasti hengkang adalah Daniel Sturridge serta Alberto Moreno.

Sementara, pemain macam Simon Mignolet dan Nathaniel Clyne bisa mempertimbangan untuk pergi.

Kembalinya Alex Oxlade-Chamberlain dan Joe Gomez dari cedera memberi klub pelapis mumpuni. Begitu juga beberapa pemain muda seperti Rhian Brewster dan Harry Wilson diyakini siap untuk diberi kesempatan di tim utama.

Dalam kasus khusus di mana mereka harus mengganti personel, klub pun cerdas dalam mengidentifikasi posisi apa yang perlu perhatian lebih. Hal ini terlihat dari betapa efisiennya mereka memanfaatkan dana 142 juta pounds hasil penjualan Philippe Coutinho ke Barcelona musim lalu.

Dengan uang tersebut, Liverpool tak membeli pengganti langsung di posisi gelandang serang. Mereka mendatangkan dua pemain untuk menambal sektor yang dianggap sebagai kelemahan tim musim lalu.

Peran duo tersebut, Alisson dan Virgil van Dijk, musim ini fenomenal sekali bagi kebangkitan Liverpool.

The Reds menyelesaikan musim dengan rekor klub 97 poin walau menjadi runner up Liga Inggris. Mereka berada di bawah Manchester City.

Virgil van Dijk dan Alisson menjadi starter otomatis bagi laga final Liga Champions, dua dari hanya tiga perubahan pemain dari tim Liverpool yang merumput pada partai pamungkas kontra Real Madrid musim lalu.

Alisson Becker membuat delapan penyelamatan kontra Tottenham Hotspur, terbanyak dalam partai pamungkas dalam 15 tahun terakhir.

Alisson juga mencatatkan clean sheet pertama bagi seorang kiper yang pertama kali tampil dalam laga final Liga Champions sejak Julio Cesar melakukannya saat Inter Milan menang 2-0 atas Bayern Muenchen pada 2010.

Virgil van Dijk tak pernah digocek pemain lawan dalam 64 penampilan di semua kompetisi bersama Liverpool musim ini.

Sementara, starter satu lagi yang belum bergabung saat Liverpool tumbang dari Real Madrid musim lalu adalah gelandang bertahan Fabinho.

Menariknya, kehadiran Fabinho diumumkan pada 28 Mei 2018, hanya dua hari setelah The Reds kalah dalam final yang bergulir di Kyiv tersebut.

Kehadirannya bisa dibilang sedikit menghapus duka dari kekalahan kontra Los Blancos dan membangun momentum positif untuk musim ini.

Selain itu, dari sisi pelatih, bos Juergen Klopp tampak mengamankan masa depannya setelah membawa Liverpool juara. Hal ini disampaikan oleh Chairman Liverpool, Tom Werner, jelang laga final Liga Champions.

"Saya pikir publik tahu bahwa kami memandang tinggi Jurgen Klopp. Kami telah memperpanjang kontraknya sekali. Saya hanya bisa bilang bahwa penting sekali ia tinggal di sini selama ia mau. Kami percaya ia punya komitmen tinggi bagi Liverpool," tuturnya.

Klopp terbukti bisa menggalang semangat Liverpool bukan hanya sebagai klub tetapi juga sebagai satu kota dan komunitas.

Kepribadian dan kharismanya berada di level berbeda dari para pelatih elite lain dan Liverpool bisa saja berharap untuk kembali lagi ke final Liga Champions tahun depan dengan sang pelatih sebagai nakhoda.

https://bola.kompas.com/read/2019/06/04/04450078/melirik-kans-liverpool-jadi-seperti-real-madrid-di-liga-champions

Terkini Lainnya

DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

Sports
Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Liga Indonesia
Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Liga Indonesia
Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Liga Indonesia
Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Timnas Indonesia
5 Momen 'Buzzer Beater' Historis di Playoff NBA

5 Momen "Buzzer Beater" Historis di Playoff NBA

Sports
Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih 'Panas' dari Sang Gajah...

Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih "Panas" dari Sang Gajah...

Timnas Indonesia
Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Timnas Indonesia
Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Liga Indonesia
PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

Liga Champions
Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Garuda Muda Terus Bersiap di Tengah Kelelahan

Indonesia Vs Guinea: Garuda Muda Terus Bersiap di Tengah Kelelahan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, Fokus STY Hadapi Tantangan Suhu, Psikologis, dan Lapangan

Indonesia Vs Guinea, Fokus STY Hadapi Tantangan Suhu, Psikologis, dan Lapangan

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke