Memang, apa yang dirasakan Vinicius berbanding terbalik dengan raihan klub. Jika pemain asal Brasil ini menilai pencapaian pribadi meningkat, hal sebaliknya justru dialami Madrid karena gagal total dalam tiga kompetisi yang diikuti sehingga mereka nirgelar pada musim 2018-19.
Sepanjang musim ini, Vinicius mencetak empat gol dari 20 penampilannya sebagai starter bersama Los Blancos, julukan Madrid. Mayoritas penampilan pemain 18 tahun ini terjadi saat Madrid di bawah kendali suksesor Zinedine Zidane, Santiago Solari.
Sayang, ketika performanya kian menanjak, Vinicius dibekap cedera ligamen. Ini membuat dia absen sejak awal Maret hingga akhir musim 2018-19.
"Ini tahun yang hebat bagiku. Saya memulainya bersama Castilla (Madrid B), tetapi saya tahu bahwa hal itu bisa terjadi dan kemudian saya masuk tim utama. Saya mulai bermain dan banyak belajar di sana," ujar Vinicius dalam sebuah wawancara dengan Marca di Jepang.
"Namun memalukan karena kami tidak kuat dalam tiga kompetisi (La Liga, Liga Champions, Copa del Rey), tetapi tim ini sudah memenangi tiga gelar Liga Champions secara beruntun."
"Kami semua berharap segalanya akan lebih baik pada musim depan dan semoga tim akan kembali pada versi terbaik kami. Kami akan akan kembali menjadi pemenang."
Vinicius pun tak lupa menyanjung Madridista, julukan suporter Madrid. Dia menyebut dukungan para fans sangat membantu.
"Kami harus istirahat tetapi saya ingin segera memulainya lagi dari awal hingga sekarang di Jepang. Saya telah memperhatikan cinta para Madridistas, saya senang para fans menyukai penampilanku. Itu sangat mendorong saya," ujar Vinicius, yang dibeli dari Flamengo pada Juli 2018.
https://bola.kompas.com/read/2019/05/23/22510058/vinicius-merasa-alami-tahun-yang-hebat-saat-real-madrid-nirgelar