Proses Awal Terciptanya Permainan Bulu Tangkis Outdoor 'AirBadminton'

Menurut Direktur Pengembangan BWF, Ian Wright, gagasan mengenai permainan AirBadminton ini sudah dimulai sejak lima tahun lalu.

Pada 2014, BWF menandatangani MoU dengan Institute for Sports Research (ISR) di Universitas Teknologi Nanyang, Singapura, untuk pengembangan shuttlecock yang akan digunakan untuk AirBadminton.

Alhasil, muncul ide bahwa shuttlecock untuk AirBadminton harus memiliki sensasi seperti halnya bermain bulu tangkis di dalam ruangan.

Kedua, shuttlecock itu perlu bisa tahan dari kelembaban dan bisa meminimalisir dampak dari adanya angin.

Kemudian yang ketiga, shuttlecock diharapkan bisa tahan lama (awet) dan menghemat biaya. Hasilnya, muncullah shuttlecock bernama AirShuttle.

"Antara 2015 dan 2018, lebih dari 30 prototipe shuttlecock dikembangkan. Desain yang disukai kemudian dikonfirmasi pada awal 2018," kata Ian Wright.

"Setelah itu, diuji kembali dalam studi independen oleh Universitas Alicante dan Universiti Malaya sebagai bagian dari program percontohan."

AirShuttle memiliki bentuk dan komposisi yang berbeda dari shuttlecock biasa yang digunakan pada olahraga bulu tangkis.

Airshuttle ini dibuat dengan desain sedemikian rupa sehingga bisa tahan melawan kecepatan angin 12 kilometer per jam.

Wright menjelaskan bahwa AirShuttle diproduksi menggunakan proses cetakan injeksi.

Ia pun meyakini bahwa AirShuttle bisa awet karena menggunakan berbahan dasar polipropilen dan nilon.

Sementara itu, Presiden BWF Poul-Erik Høyer menjelaskan bahwa tujuan utama diluncurkannya AirBadminton adalah supaya orang bisa bermain bulu tangkis di berbagai tempat.