Rasa percaya diri Sean Gelael muncul setelah meraih hasil positif di dua tes pramusim pada akhir Februari dan awal Maret lalu.
Sean Gelael tampil konsisten dengan selalu masuk 10 besar tes pramusim di Jerez dan Catalunya untuk qualy run (simulasi kualifikasi) namun juga race run (simulasi lomba).
“Ini modal bagus bagi saya. Biasanya saya selalu kesulitan ketika melakukan qualy run pada tes pramusim dan dampaknya terasa begitu musim berjalan," kata Sean dikutip dari rilis Tim Jagonya Ayan yang diterima Kompas.com.
"Sekarang saya merasakan sesuatu yang berbeda, karena mobil terasa sudah menyatu dengan sehingga ujung-ujungnya saya mampu membuat lap time kompetitif,” ujar Sean.
Sean Gelael pantas optimisitis karena pada musim-musim sebelumnya senantiasa terlempar dari 10 besar pada tes pramusim.
Selain itu, Sean juga mencatat kemajuan dari hasil simulasi balap (race run). Pebalap berusia 22 tahun itu mampu mencatat rata-rata waktu kompetitif pada dua hari terakhir tes di Catalunya, Barcelona.
Pada sesi hari kedua, Sean menorehkan waktu rata-rata race run terbaik dan mengungguli beberapa pebalap senior yang menjadi favorit untuk menjuarai F2 musim ini, seperti Nyck De Vries, Luca Ghiotto, dan Sergio Sette Camara.
Musim ini adalah tahun keempat Sean tampil secara penuh di ajang F2. Untuk pertama kalinya sepanjang karier di F2 Sean Gelael tidak berpindah tim.
Kondisi tersebut akan membuat Sean lebih mengenal karakter tim dan diyakini bakal membuatnya jadi pebalap yang lebih baik.
Di tim Prema Racing Sean ditemani oleh Mick Schumacher, anak juara dunia F1 tujuh kali sekaligus pebalap legendaris Michael Schumacher.
Hasil Tes Jerez
Hasil Tes Catalunya
https://bola.kompas.com/read/2019/03/09/07300078/konsisten-di-dua-tes-pramusim-sean-gelael-optimistis-tatap-f2-2019