Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Manchester City Kembali Bermasalah Soal Transparansi Finansial

KOMPAS.com - Performa Manchester City tampak kembali ke jalur benar. Akan tetapi, kubu Manchester Biru menarik pemberitaan kurang sedap di luar lapangan.

Media Jerman, Der Spiegel, mengeluarkan beberapa temuan Football Leaks soal dugaan pelanggaran klub dalam hal transparansi finansial dan transfer pemain.

Pertama adalah soal investigasi mengenai dugaan penggelembungan dana sponsor.

Pemilik klub, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, diyakini telah mengeluarkan hingga 1 miliar pounds (Rp 18 triliun) lebih untuk membiayai klub dalam bentuk pembelian pemain dan pembangunan infrastruktur sejak 2008.

Der Spiegel mendapatkan salinan surat elektronik salah satu direktur Manchester City, Simon Pearce, ke Aabar, suatu perusahaan investasi asal Abu Dhabi yang menjadi salah satu sponsor klub.

Pada 2010, Aabar menandatangani kontrak sponsorship senilai 15 juta pounds per musim.

Namun, Aabar hanya membayar 3 juta pounds dengan sisanya dibiayai oleh Sheikh Mansour melalui "sumber-sumber lain".

Ada juga surat elektronik yang menyatakan bahwa sumbangan-sumbangan dana sang pemilik harus melewati perusahaan-perusahaan asal Abu Dhabi yang menjadi sponsor klub.

Menurut surat elektronik dari Pearce ke Chief Financial Officer Manchester City, Jorge Chumillas, "Sumbangan Rekanan" merupakan sebutan bagi aliran dana ke para sponsor yang nantinya mengalir ke City.

Aliran ke para sponsor ini diduga datang dari Abu Dhabi United Group for Development and Investment (ADUG) milik Sheikh Mansour, Chairman Man City, yang merupakan pemilik resmi klub.

Surel pada Desember 2013 mengindikasikan bahwa mayoritas dana sponsor dari maskapai Etihad datang dari ADUG.

Pada 2015, Etihad hanya membayar Man City 8 juta pounds dengan ADUG membayar sisa nilai sponsorship senilai 67,5 juta pounds per musim.

Manchester City juga dituduh menggunakan jasa kepemilikan pihak ketiga untuk mendulang profit ekstra dan mengatur jalan karier beberapa pemain muda menjanjikan mereka.

Fakta bahwa kepemilikan pihak ketiga dilarang di Liga Inggris dan juga oleh FIFA tampak tidak mengendurkan niat Man City.

"Beberapa klub dan pihak lain telah mencari dan mencoba beberapa skema alternatif untuk mengakali potensi larangan," tulis suatu memo internal.

Manchester City, melalui Chairman Khaldoon al Mubarak, dituduh mendirikan perusahaan bodong di Kepulauan Cayman untuk memfasilitasi proyek ini.

Perusahaan itu bertujuan sebagai kendaraan untuk membiayai perusahaan bernama Mangrove yang berinvestasi di 70 pemain Amerika Latin.

Salah satu pemain yang disebut Der Spiegel adalah gelandang asal Argentina, Bruno Zuculini.

Ketika Premier League bertanya soal Zuculini, pengacara Manchester City, Simon Cliff, berdalih bahwa Zuculini dimiliki oleh perusahaan bernama MPI yang mendapat dana dari perusahaan investasi bernama Mangrove.

Cliff pun tak menjabarkan secara detail dari mana Mangrove mendapat dana mereka, hanya mengatakan bahwa perusahaan itu dibiayai oleh pemiliknya (yang dalam hal ini adalah Chairman Manchester City).

Premier League pun akhirnya menyetujui transfer Zuculini.

Der Spiegel juga mengungkapkan satu lagi fakta penting, bahwa sejauh ini federasi sepak bola Inggris (FA) belum memakai bocoran-bocoran dari Football Leaks untuk menyelidiki isu ini.

Sehingga, sampai sekarang, Manchester City tak perlu khawatir akan investigasi ke keuangan mereka.

Man City sendiri teguh tak akan memberi komentar soal tuduhan-tuduhan di atas. Mereka hanya memberi pernyataan sebagai berikut:

"Kami tidak akan menyediakan komentar tentang material-material yang diambil di luar konteks dan dicuri atau diretas dari City Football Group dan personel Manchester City. Jelas ada usaha untuk merusak reputasi Klub."

https://bola.kompas.com/read/2019/03/05/06302508/manchester-city-kembali-bermasalah-soal-transparansi-finansial

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke