Atlet kelahiran Jayapura, Papua, itu menjadi bagian dari Berkat Abadi dalam turnamen antarklub tersebut. Dia sudah diturunkan pada dua pertandingan babak penyisihan grup.
Pada laga pertama melawan Tiket.com Champion Klaten di Gedung Sabuga ITB, Bandung, Selasa (19/2/2019), Isra diturunkan pada partai kelima atau penentuan melawan Aisyah Sativa Fatetani. Isra menang 24-22, 21-12, sekaligus memastikan Berkat Abadi menang 3-2.
Kemudian, pada pertandingan kedua pada Rabu (20/2/2019), Berkat Abadi bertemu Samurai Japan Reptiles.
Isra kembali dimainkan sebagai tunggal ketiga untuk menghadapi Akane Araki. Setelah bertarung ketat pada gim pertama, Isra akhirnya harus mengakui keunggulan Araki, 24-26, 11-21.
Sebagaimana pemain kidal pada umumnya, Isra kerap menyajikan permainan yang menarik. Pukulan-pukulannya kerap menyulitkan lawan.
Meski demikian, Isra rupanya tak menampik bahwa dia juga dikenal sebagai pemain yang "terlambat panas".
"Saya sering salah memilih waktu untuk pemanasan. Seringnya terlalu cepat. Nah, pas menunggu waktu bertanding, kadang saya diam. Akhirnya, pas main sudah dingin lagi. Jadi, lambat panas deh. Itu 'PR' saya sekarang," kata pemain kelahiran 17 November 1998 tersebut.
"Saat bertanding, saya ingin lebih tenang, tetapi terlihat garang. Seperti Kento Momota (Jepang), tenang, tetapi gereget. Saya juga suka Carolina Marin (Spanyol), tetapi dia terlalu garang kalau di lapangan," kata dia seraya tertawa.
Tahun ini, Isra sudah memasang beberapa target. Dia bertekad meraih gelar juara pada turnamen Vietnam International Challenge yang akan digelar pada 9-14 April.
Selain itu, Sirkuit Nasional Purwokerto juga menjadi incaran Isra.
"Saya ingin mewujudkan keinginan mama saya. Mama sangat ingin saya bisa mengibarkan bendera Merah Putih di negara lain melalui bulu tangkis," kata Isra.
Bagi Isra, keluarga memang selalu menjadi prioritas. Dia bahkan turut membantu pembiayaan sang kakak yang tengah menempuh pendidikan kedokteran.
"Keluarga saya yang utama. Itu juga yang membuat saya suka berada di Berkat Abadi karena semangat kekeluargaannya," ujar Isra.
"Saya merasa menjadi bagian dari satu keluarga besar dan saya merasa nyaman bersama mereka," ucapnya.
Di luar bulu tangkis, Isra menggemari dunia fotografi. Dia punya mimpi suatu saat bisa menjadi fotografer profesional.
Saat ini, dia mengaku masih punya satu kamera dan tengah mempertimbangkan untuk membeli satu lagi.
"Saya sukanya memotret pemandangan. Kalau melihat keindahan alam, saya seperti diingatkan untuk lebih bersyukur atas segala ciptaan Tuhan," ujar bungsu dua bersaudara ini.
https://bola.kompas.com/read/2019/02/21/09300048/isra-faradilla-pebulu-tangkis-kidal-penyuka-fotografi