KOMPAS.com - Coret-coretan grafiti berisi hujatan rasial terhadap pemain klub Paris Saint-Germain (PSG), Kylian Mbappe, belum lama ini ditemukan di rangkaian kereta bawah tanah Metro Paris, Perancis.
Kondisi tersebut memunculkan kekhawatiran seiring makin berkembangnya aktivitas kelompok sayap kanan di Perancis.
Dikutip dari Diario AS, Senin (18/2/2019), serangan rasial terhadap Mbappe dianggap sebagai lonceng alarm terhadap terancamnya keragaman dan citra bangsa.
"Para pelaku tidak hanya menyerang Mbappé, tetapi seluruh masyarakat Perancis," kata jaksa agung yang telah membuka penyelidikan atas masalah tersebut.
Mereka menambahkan dalam sebuah pernyataan: "Ketika seorang pemain diserang karena warna kulit mereka, ini juga merupakan serangan langsung ke Republik Perancis".
Mbappe dianggap sebagai salah satu pemain penting saat tim nasional Perancis menjuarai Piala Dunia 2018.
Pemain yang baru berusia 20 tahun itu terlahir dari pasangan imigran. Ayahnya berasal dari Kamerun dan ibunya dari Aljazair.
Asosiasi Klub-klub di Liga Perancis (LFP) juga mengecam serangan itu. LFP menyatakan akan memberikan sanksi berat kepada individu atau kelompok yang terlibat dalam pelantunan lagu-lagu rasial di stadion mana pun.
Sementara itu, pengeloa jaringan kereta Perancis (SNCF) telah menyerahkan rekaman video kepada polisi Perancis dalam upaya untuk mengidentifikasi para pelaku yang membuat grafiti tersebut.
https://bola.kompas.com/read/2019/02/19/12300068/grafiti-rasial-terhadap-mbappe-timbulkan-kekhawatiran-di-perancis