Meski begitu, Indonesia masih punya harapan dari performa Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Pasangan ini dianggap mendekati Tontowi/Liliyana.
"Kalau dilihat dari poin peringkat, Praveen/Melati mendekati kemampuan Owi/Butet (sapaan akrab Tontowi/Liliyana). Secara teknis, Praveen istimewa, tetapi dia tidak konsisten," kata asisten pelatih ganda campuran nasional Indonesia, Nova Widianto, ditemui di Istora Senayan, Jakarta.
"Tetapi, semua balik lagi ke latihan. Kalau mau bekerja keras pasti bisa karena dia punya pengalaman dan jam terbang," ujar Nova.
Praveen/Melati saat ini menduduki peringkat ke-15 dunia, di bawah pasangan lainnya, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja (peringkat ke-14). Sebelum berpasangan dengan Melati, Praveen bertandem dengan Debby Susanto dan telah menorehkan gelar pada SEA Games Singapura 2015 dan All England 2016 serta medali perunggu Asian Games Incheon (Korea Selatan) 2014.
Pada Indonesia Masters 2019, perjalanan Praveen/Melati terhenti pada babak kedua setelah kalah dari Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China) dengan skor 16-21, 12-21.
"Zheng/Huang secara skill, tidak terlalu istimewa. Tetapi, mereka konsisten. Kini, mereka harus bekerja keras karena komunikasi mereka di lapangan bagus," ucap Nova.
Nova mencontohkan setelah Trikus Harjanto/Minarti Timur meraih medali perak Olimpiade Sydney 2000, ada masa transisi nomor ganda campuran selama setahun sebelum menemukan pasangan mapan lainnya.
"Semoga setelah Tontowi/Liliyana masa transisinya tidak sampai setahun karena Mei sudah mulai penghitungan poin Olimpiade. Untuk ganda campuran lainnya juga harus didorong karena kalau tidak mau kapan lagi?" ujar Nova, yang juga bekas tandem Liliyana.
"Memang mencari pemain yang punya skill seperti Liliyana itu tidak mudah. Apalagi jika pasangan ganda campuran yang memadukan senior-junior seperti Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami. Eko harus bisa membimbing. Tetapi, tidak ada yang tidak mungkin," tutur Nova.
Nova juga bertekad memacu pemain junior agar Indonesia tidak kehilangan regenerasi setelah Tontowi/Liliyana.
"Pasangan junior butuh ketenangan karena masih suka panik saat bertanding. Jadi, masih harus dipecut dulu apakah mereka mau segera berprestasi atau nanti," ucap Nova.
Beberapa pasangan yang menjadi harapan setelah Praveen/Melati dan Hafiz Faizal ialah Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti, Ronald/Annisa Saufika, Alfian/Marsheilla, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Akbar Bintang Cahyono/Winny Oktavina Kandow. (Delia Mustikasari)
https://bola.kompas.com/read/2019/01/26/11210058/praveen-melati-mendekati-tontowi-liliyana-tapi-belum-konsisten