Wenger Yakin Mesut Oezil Bisa Atasi Keterpurukan Timnas Jerman

PARIS, KOMPAS.com - Mantan pelatih Arsenal, Arsene Wenger, mengungkapkan keterpurukan timnas Jerman saat ini bisa diselamatkan dengan kehadiran Mesut Oezil di dalam skuad Der Panzer.

Arsene Wenger berharap pelatih timnas Jerman, Joachim Loew, bisa meyakinkan Mesut Oezil untuk kembali.

"Saya percaya timnas Jerman butuh Mesut Oezil," kata Arsene Wenger kepada Bild, dilansir BolaSport.com dari laman Daily Mail.

"Saya harap pelatih Joachim Loew dapat meyakinkannya untuk kembali. Oezil adalah pesepak bola super dan bukan yang terburuk di Piala Dunia," ucap Wenger melanjutkan.

Komentar pria berjuluk The Professor itu berkenaan dengan tren negatif yang diraih Der Panzer sepanjang tahun ini.

Setelah tersisih di babak grup Piala Dunia 2018, Jerman kini terancam turun kasta ke Liga B UEFA Nations League 2018-2019.

Mereka juga menelan enam kekalahan atau yang tebanyak sepanjang sejarah tim, setelah takluk 1-2 dari Perancis, Rabu (17/10/2018).

Pada sisi lain, Wenger juga menyatakan tak senang ketika melihat Mesut Oezil pergi meninggalkan timnas Jerman. Mengingat usianya masih 30 tahun.

Menurut pria 68 tahun asal Perancis itu, seorang pemain akan sedikit kehilangan hasrat bermain ketika tahu tak lagi bisa mempersiapkan diri untuk Piala Dunia dan Piala Eropa.

"Saya senang ketika pemain memiliki kondisi (mental) sebaik mungkin. Jika ia tak bermain di level internasional, ada sedikit hal yang hilang," ucapnya.

Seperti diketahui, pada Juli 2018 lalu Mesut Oezil secara mengejutkan gantung sepatu dari karier internasional.

Gagasan Wenger untuk melihat Oezil kembali berseragam Die Mannschaft pun sepertinya tak bisa terealisasi.

Pasalnya, beberapa waktu lalu, Joachim Loew telah menegaskan tak akan membuka pintu kembali bagi sang bintang Arsenal.

"Pemain yang telah mengundurkan diri tak akan memiliki peran untuk dimainkan pada masa mendatang," kata Loew dikutip BolaSport.com dari laman Sky Sports.

"Ia telah menyatakan kepada kami tak ingin bermain, saya tak tahu mengapa kita masih membicarakan itu," ucapnya. (Ahmad Tsalis Fahrurrozi)