Pada pengujung program acara di salah satu televisi swasta tersebut, Edy menyatakan siap mundur dari jabatan Ketua PSSI jika memang terbukti tak becus menjalani tugas, khususnya terkait kasus kematian suporter yang terjadi beberapa waktu lalu.
Pernyataan itu dilontarkan Edy setelah ditanya oleh sang pembawa acara, Najwa Shihab, terkait adanya petisi yang ditandatangani sekitar 60.000 orang guna mendesak dirinya tidak rangkap jabatan, yakni sebagai Ketua PSSI sekaligus Gubernur Sumatra Utara.
"Jangankan 60.000, satu orang pun, kalau itu memang benar adanya, gara-gara saya gubernur, terus itu terjadi pembunuhan, saya akan tinggalkan ini (jabatan Ketua PSSI) karena berarti saya tidak becus," ujar Edy kala itu.
"Yang saya takutkan, dari 60.000 ini, mungkin menginginkan salah satu jabatan PSSI karena ini dalam dunia politik. PSSI harus saya lindungi karena ini amanah rakyat sampai 2020," ucap Edy melanjutkan.
"Ya, Pak Edy kalau ngomong begitu mohon hati-hatilah. Tempo hari mengatakan mau membubarkan, mau apa," ujar Gatot kepada para awak media, di Hotel Ambhara, Jakarta, Kamis (27/9/2018) siang.
"Saya enggak mau berpretensi negatif ya. Semoga itu bukan ungkapan frustrasi beliau," tutur dia.
Belakangan ini, Edy Rahmayadi memang mendapatkan perhatian besar dari publik menyangkut jabatannya sebagai Ketua PSSI, apalagi setelah meninggalnya suporter Persija Jakarta, Haringga Sirla, saat hendak menonton laga antara Persib Bandung dan Persija Jakarta di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat, Minggu (23/9/2018).
Pria yang kini menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara itu pun diminta warganet untuk tidak rangkap jabatan agar tidak menggangu kinerja PSSI, sekaligus supaya bisa fokus menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah.
https://bola.kompas.com/read/2018/09/27/17505438/tanggapan-sesmenpora-terkait-jawaban-edy-rahmayadi-di-mata-najwa