Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Arif Anwar dan Polemik Transfer Pemain Persib

Nama Arif mulai mulai menyita perhatian setelah terlibat dalam polemik kedatangan Okto Maniani ke Persib pada pertengahan Januari 2018.

Bahkan, Okto yang sempat datang ke Mes Persib di Jalan Ahmad Yani mendadak tak bisa ikut seleksi lantaran ditolak manajemen Persib. Nama Arif pun terbenam seiring meredanya kasus Okto.

Menjelang bergulirnya Liga 1, Arif kembali muncul dengan memboyong dua pemain seleksi, yakni Ardi Idrus dan M Sabil.

Ia juga pernah membawa sejumlah pemain lain untuk mencoba peruntungan di Persib, seperti Paul Yohanes Yukey dan Rafid Lestaluhu. Dari beberapa pemain yang ia tawarkan kepada Persib, hanya Sabil dan Ardi yang sukses memikat perhatian Pelatih Persib Mario Gomez.

Masuknya Sabil dan Ardi jadi catatan baik bagi Arif. Namun, tak demikian bagi suporter Persib (bobotoh).

Kehadiran Sabil dan Ardi yang dicap pemain kasta kedua membuat bobotoh berang dengan sikap manajemen dan mempertanyakan reputasi Arif. Namun, polemik itu justru mengangkat reputasi Arif sebagai agensi pemain baru di Indonesia.

Performa Ardi dan Sabil yang meningkat kian mengatrol namanya sebagai bintang baru dalam dunia agen pemain di Indonesia.

Moncernya performa Ardi Idrus dan Sabil menjadi pintu masuk bagi pemain Persib lain, seperti Patrich Wanggai yang dikabarkan datang atas campur tangan Arif.

Kepada Kompas.com, Arif mengakui bahwa ia baru merintis dalam bisnis distribusi pemain. Ia pun masih canggung disebut seorang agen.

Namun, Arif mengaku sudah cukup lama terlibat di dalam agensi besar Indonesia.

"Kalau dibilang agen baru musim ini. Sebelumnya, saya hanya membantu agen besar. Saya pernah kerja sama top agen Indonesia-lah, enggak usah kita sebut. Sudah lama kerja dengan beberapa top agen yang support pemain muda untuk mereka. Dari tahun 2002, saya cenderung bawa U-19 dan U-21," tutur Arif saat berbincang dengan Kompas.com lewat telepon seluler, Jumat (20/7/2018).

Rintis karier jadi agen

Saat ini, Arif mengaku masih merintis karier mandirinya menjadi seorang agen resmi. Sambil menimba ilmu, ia mencoba menjadi penyambung pemain dan klub.

"Sekarang garap mandiri, sambil belajar juga, kalau sekarang belum bisa disebut agen karena saya hanya bantu orbitkan saja. Insya Allah ke depannya (membuat agen resmi) ini, kan, baru awal melangkah. Kalau memang sudah lancar dan menambah pemain, baru lagi nanti kita ke arah sana," katanya.

Pria kelahiran Nusa Tenggara Timur (NTT) itu mengaku saat ini masih memiliki dua pemain yang secara resmi ia urus, yakni Sabil dan Ardi.

"Pemain baru dua, Sabil sama Ardi itu murni hasil kerja saya, mereka saya bawa dari nol. Saya bangga sama dia karena dia sempat diremehkan oleh top agen, bahkan ada yang bilang dia belum layak untuk Liga 1," kata pria berusia 32 tahun itu.

Dalam kasus transfer pemain Persib, Arif selalu menawarkan para pemain dari timur Indonesia. Arif mengakui bahwa ia lebih cocok berkomunikasi dengan para pemain wilayah timur.

"Kalau secara misi khusus enggak ada, tetapi saya lebih dekat dengan anak-anak di sana karena secara komunikasi lebih gampang. Untuk pendekatan, lebih dekat dengan dengan anak timur," ucapnya.

Meski reputasinya mulai menanjak, tak sedikit orang yang memandang negatif sepak terjang Arif. Penilaian itu merujuk pada sejumlah polemik transfer pemain ke Persib yang melibatkan Arif, termasuk perkara dengan bek Sriwjaya FC, Marckho Sandy, yang belakangan mencuat.

"Saya melihat berita enggak mau ambil pusing, yang penting saya enggak merugikan orang lain, enggak merugikan tim. Itu masalah komunikasi dengan pemain saja, itu kan wajar. Saya enggak klaim dia pemain saya, dia hanya tolong bantu ke saya, termasuk yang terakhir Okto. Kalau Marckho memang belum ada komitmen, saya ingin bantu dia dan dia ternyata masih ada kontrak di Sriwijaya, selebihnya mispersepsi saja," ujar Arif.

Profesi menjadi agen pemain, kata Arif, bukan perkara mudah. Seorang agen mesti pintar cara melobi pemain dan meyakinkan manajemen klub yang pemain tuju.

"Sulitnya, kami harus benar-benar bisa meyakinkan pemain dan manajemen. Modal kami bicara (lobi), jangan menjanjikan, tetapi enggak ada. Lobi harus bagus dan bicara harus jujur," ucapnya.

Keuntungan seorang agen pun, lanjut Arif, ditentukan dari harga pemain. Ia mengaku tak mematok jatah dari pemain yang sukses ia orbitkan.

"Ya bergantung harga pemain, kalau kontraknya masih standar, ya sewajarnya saja dari pemain, tidak menuntut harus berapa. Karena saya tahu diri, apa pun yang didapat dari pemain, ya terima, enggak harus menuntut harus sekian persen. Yang penting mereka sukses, saya sudah bangga," katanya.

Disinggung soal pemain termahal yang pernah ia orbitkan, Arif enggan membocorkan. Ardi Idrus yang direkrut Persib pun, kata Arif, masih dibanderol dengan harga standar pemain yang baru promosi ke Liga 1.

"Kalau harga tertinggi, belumlah karena masih awal. Belum ada yang miliaran, insya Allah ke depannya. Ada beberapa yang harganya tinggi, tetapi di agen sebelumnya, tetapi saya dulu masih di belakang. Ardi harganya masih standar pemain yang baru masuk Liga 1-lah," katanya. 

https://bola.kompas.com/read/2018/07/21/05300048/arif-anwar-dan-polemik-transfer-pemain-persib

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke