Konsep serupa pernah diterapkan Dejan saat mengarsiteki Persib pada tahun 2016 lalu. Namun, tekanan internal dan eksternal membuat Dejan mundur di saat tim sedang bertransisi.
"Saya senang kalau dikasih kesempatan dengan pemain muda. Saya bisa lihat Persib berubah itu positif karena dulu juga sama saya coba seperti itu mungkin tidak bisa. Namun, sekarang ada pemain baru dan pemain muda dan itu bagus," kata Dejan di Graha Persib, Jumat (20/4/2018).
Dejan menilai, kehadiran tunas muda di tim utama sangat penting dalam membentuk ekosistem sepak bola. Kehadiran mereka jelas diperlukan untuk menjaga regenerasi pemain dalam sebuah klub.
Pada gelaran Piala Bhayangkara dua tahun lalu, Dejan yang saat itu melatih Persib menganggap tak banyak yang percaya soal kualitas seorang Febri Hariyadi.
Namun, ia tetap ngotot memberi kesempatan Febri hingga bermetamorfosis sebagai pemain muda andalan klub dan timnas.
"Saya senang sekarang, saya lihat Ghozali dulu di PBR mulai dari Produta, sekarang gabung tim besar. Saya juga senang Febri kemarin enggak ada kasih kesempatan ke dia. Hanya Dejan yang percaya dia untuk beri (waktu) bermain di Piala Bhayangkara," tutur Dejan.
"Banyak orang tidak mau, tetapi saya ambil responsibility dan saya senang kalau saya tahu Febri punya kualitas bagus sekali. Sekarang dia menjadi pemain penting untuk timnas," katanya.
Dejan pun menilai skema Persib tak banyak berubah sejak ia tinggalkan. Persib, kata Dejan, masih gemar memakai pemain sayap agresif yang dikolaborasikan dengan serangan balik.
"Persib biasanya banyak pemain cepat dan counter attack. Sekarang saya lihat Persib tetap sistem dan formasinya, itu penting sekali di sepak bola, jangan banyak berubah dan diganti-ganti karena kalau begitu kamu harus mulai dari nol," katanya.
https://bola.kompas.com/read/2018/04/20/19300098/dejan-antonic-bicara-pemain-muda-dan-strategi-persib