Sebagaimana diketahui, Spaso, sapaan Ilija Spasojevic, merupakan sosok penyerang produktif yang membantu Bhayangkara FC tampil sebagai juara musim kemarin dengan torehan 12 gol, meskipun ia baru bergabung pada putaran kedua kompetisi Liga 1 2017.
Sementara itu, Dzumafo yang sempat memperkuat beberapa tim besar, seperti Sriwijaya FC, Arema, maupun Persib Bandung, dianggap banyak pihak "telah habis" lantaran terakhir kali hanya tercatat bermain di klub Liga 2, yakni PSPS Riau.
"Levelnya ya memang enggak seimbanglah, kecuali kalau (pemain) asing. Kalau pemain naturalisasi bagus (yang masih belum dapat tim) siapa lagi coba?" tutur Manajer Bhayangkara FC, Sumardji, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/1/2018).
"Kemarin kami juga sudah sempat rayu Spaso dengan kenaikan gaji dan lain-lain, tetapi dia juga tidak mau. Dengan alasan keluarga, dia bilang ingin pindah," kata dia.
Terkait perbandingan kualitas yang dimiliki oleh Spaso dan Dzumafo, Sumardji mengaku menyerahkan penilaian kepada publik, meski dia sudah sempat memberikan semangat kepada mantan striker Persela Lamongan itu untuk bisa memutarbalikkan anggapan minor publik pada saat memperkuat Bhayangkara FC di kompetisi musim depan.
"Nanti kita lihat sajalah, biar dia sendiri yang akan membuktikan kepada publik, apakah dia masih mampu atau enggak. Kita akan lihat kayak apa juga. Saya sendiri sudah sempat bilang kepada dia (Dzumafo), 'publik itu banyak yang meragukan kemampuanmu, jadi silakan dibuktikan saat kompetisi nanti'," ucap Sumardji.
Sumardji mengatakan, Dzumafo menandatangani kontrak bersama Bhayangkara FC dengan durasi satu musim. Dia enggan mengungkapkan secara detail mengenai besaran kontrak Dzumafo bersama The Guardian.
https://bola.kompas.com/read/2018/01/04/20200028/manajer-bhayangkara-fc-berharap-herman-dzumafo-bisa-buktikan-kualitas