Diakui Aremania (suporter Arema), mereka membutuhkan media konvensional sebagai sarana promosi. Selama ini ada sebagian besar yang tidak mengetahui informasi jadwal pertandingan.
"Memang media sosial saat ini cukup efektif untuk menyebarluaskan informasi. Tetapi hal itu tidak bisa menjangkau seluruh Aremania dengan berbagai latar belakang. Menurut saya, media konvensional masih dibutuhkan oleh Aremania, khususnya di daerah-daerah," ujar seorang Aremania, Achmad Gozali.
Pria asal Klayatan, Kota Malang, ini mencontohkan bahwa beberapa musim lalu, manajemen Arema FC memasang baliho atau spanduk di titik-titik keramaian yang berada di daerah-daerah. Ini membuat Aremania bisa mengetahui informasi pertandingan kandang tim kesayangan mereka.
"Mumpung masih ada waktu jelang pertandingan kandang pertama pada putaran kedua. Seharusnya manajemen bergerak cepat untuk melakukan sosialisasi dan menyebarkan jadwal pertandingan Arema FC di daerah-daerah," paparnya.
Dalam dua pertandingan kandang terakhir, Panpel Arema FC dipusingkan dengan jumlah penonton yang terus menurun. Saat bigmatch Arema FC melawan Persipura Jayapura misalnya, penonton yang hadir hanya berada pada kisaran 13.000, kemudian pada akhir putaran pertama saat melawan Borneo FC, hanya disaksikan oleh 9.000 penonton.
Panpel Arema FC, Abdul Haris, tidak memungkiri bahwa jumlah penonton yang hadir juga dipengaruhi oleh prestasi Arema FC pada kompetisi. Pada putaran pertama, Arema FC hanya mampu berada di urutan ke-7 klasemen sementara dengan raihan 26 poin.
"Prestasi tim juga memberikan pengaruh pada antusias penonton. Semoga Arema FC bisa lebih bagus lagi sehingga mendorong antusias besar Aremania untuk menyaksikan pertandingan," ungkapnya.
Upaya untuk mengangkat prestasi Arema FC memang sudah dilakukan. Manajemen menaikkan status Joko Susilo sebagai pelatih kepala menggantikan peran Aji Santoso yang mundur dari jabatannya.
https://bola.kompas.com/read/2017/08/01/17200028/alasan-jumlah-aremania-terus-menurun-dalam-laga-kandang-arema-fc