Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Liga Santri, Diberi Kartu Kuning, Pemain Cium Tangan Wasit"

Kompas.com - 06/04/2016, 20:39 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com — Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi memastikan akan melanjutkan kompetisi sepak bola antarpondok pesantren atau yang dikenal dengan nama Liga Santri pada tahun 2016 ini. Jika pada tahun sebelumnya, Liga santri diikuti oleh 200 tim dari ponpes se-Indonesia, Menpora pada tahun ini berharap, jumlah peserta akan bertambah.

"Maka, saya minta agar semua PCNU memfasilitasi pondok pesantren yang ada untuk mendaftarkan diri. Silakan daftar ke RMI, kita fungsikan RMI ini sebagai operator liga," kata Menpora dalam pidatonya di Sarasehan Nasional PBNU dan Soft Launching Kartu Tanda Anggota NU (Kartanu) di Pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang, Jalan Ahmad Yani, Ungaran, Rabu (6/4/2016) siang.

RMI adalah kepanjangan dari Rabithah Ma'ahid Islamiyah, sebuah lembaga di bawah NU yang membidangi pondok pesantren. Menpora mengisahkan, pada kompetisi Liga Santri 2015, ada pelatih dari Belanda yang kagum melihat potensi pesepak bola dari kalangan pondok pesantren.

"Jadi, santri itu tidak hanya pandai baca kitab kuning atau ngaji, tetapi juga terlatih luar biasa," lanjutnya.

Meski kompetisi sepak bola ini dikhususkan untuk kalangan santri, menurut Menpora, sportivitas dan profesionalisme tetap dijunjung tinggi. Bahkan, para pemain sangat menghormati pelatih dan wasit.

"Mau masuk lapangan, cium tangan coach. Saat diberi kartu kuning atau merah, mereka malah cium tangan wasit. Ditanya kenapa, ini karena kami para santri selalu diajarkan watawa saubil haq, watawa saubis sobr' (saling mengingatkan dalam kebaikan dan saling mengingatkan dalam kesabaran)," ujar Menpora, disambut tawa hadirin.

Pernyataan Menpora ihwal pemain Liga Santri yang cium tangan wasit ini sayangnya tidak bisa dikonfirmasi apakah benar-benar terjadi, atau hanya kelakar belaka.

Sebelumnya, Menpora mengatakan bahwa Liga Santri 2016 akan segera digelar dengan melibatkan jumlah tim lebih banyak dari sebelumnya. Pemerintah akan menggelontorkan dana anggaran Rp 10 miliar untuk menghelat ajang ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com