Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-pertama Kurniawan Dwi Yulianto

Kompas.com - 09/10/2015, 08:03 WIB
Nugyasa Laksamana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurniawan Dwi Yulianto merupakan penyerang sepak bola legendaris Indonesia yang telah menorehkan berbagai prestasi cemerlang. Ia tercatat sebagai pemain kedua setelah Bambang Pamungkas yang paling banyak membela tim nasional, yaitu tampil pada 60 laga dengan mencetak 31 gol.

Berbicara mengenai perjalanan hidup dan karier sepak bolanya, KOMPAS.com berkesempatan mewawancarai Si Kurus, sapaan Kurniawan, secara eksklusif. Kami merangkumnya ke dalam "5 Hal Serba Pertama". Berikut petikan wawancara eksklusif bersama Kurniawan di Lapangan ABC Senayan, Kamis (8/10/2015).

1. Klub sepak bola profesional pertama

Klub pertama saya adalah FC Luzern (Swiss)

2. Gol Pertama

Gol pertama dalam karier profesional saya adalah saat membela FC Luzern melawan FC Basel. Itu adalah laga derbi.

Bagi saya, gol tersebut merupakan salah satu hal indah dalam karier. Soalnya, saya adalah orang Indonesia pertama yang bermain di kompetisi Eropa dan saya benar-benar pemain dari hasil seleksi, bukan hasil titipan.

Saat itu, FC Luzern menang 2-1. Saya mencetak gol dengan sundulan. Menjadi suatu kepuasaan juga bisa mencetak gol melalui heading karena postur pemain lain tinggi-tinggi.

3. Sepatu sepak bola pertama

Sepatu pertama saat karier profesional, saya dapat sepatu gratis karena FC Luzern disponsori Adidas. Waktu itu sepatunya Adidas Copa Mundial. Kami enggak beli. Kami dapat bebas, tinggal ambil di tokonya.

Saat di sekolah sepak bola, saya beli sepatu mereknya Cuit. Waktu itu harganya kalau enggak salah Rp 13.000.

Kemudian, saat di Diklat Salatiga, saya beli sepatu merek Eagle seharga Rp 33.000. Saya tabung gaji selama tiga bulan untuk beli sepatu itu karena gaji saya sebulan hanya Rp 12.350. Namun, makan dan sekolah gratis.

4. Gaji pertama di klub profesional

Gaji pertama di FC Luzern adalah 3.000 Swiss Franc (saat ini sekitar Rp 42,7 juta). Saat itu, gaji sama bonus malah lebih besar bonus. Saya dapat fasilitas makan, tempat tinggal, dan bonus-bonus besar di sana. Saya main di sana selama dua tahun.

5. Pacar pertama

Yang serius nih? Kan ada pacar ada juga cinta monyet he-he-he... Pacar pertama saya namanya Maurin. Dia adalah orang Indonesia yang belajar di Swiss.

Awal ceritanya, saat itu saya enggak mau tinggal sendiri. Jadi, saya dicarikan tempat yang banyak komunitas orang Indonesia. Saya tinggal di hotel yang dijadikan asrama pelajar dan tempat itu ditinggali banyak orang Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com