Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawancara Asep Dayat: Rivalitas Suporter Korbankan Kualitas Permainan (2)

Kompas.com - 25/03/2015, 09:07 WIB
Harian BOLA Asep Dayat (kanan).

KOMPAS.com - Sebagai mantan pemain Persib, Asep Dayat sebelumnya bercerita bagaimana perseteruan suporter Persib dan Persija berdampak pada kualitas permainan kedua tim

Kepada wartawan Harian BOLA, Weshley Hutagalung, saat bersama-sama berkunjung ke Bukit Tinggi, Sumatra Barat, beberapa waktu lalu, Asep Dayat juga memaparkan kenapa hanya sedikit pemain Persib yang sukses di tim nasional Indonesia.

Pandangan Anda tentang kunjungan mantan pemain Primavera dan Baretti ke Bukit Tinggi dan memberikan klinik pelatihan kepada siswa SSB di sini?
Kegiatan ini sangat baik. Bukan karena menjadi ajang reuni mantan pemain Primavera dan Baretti yang sudah lama tak bertemu, juga menjadi salah satu sarana meneruskan ilmu yang kami miliki kepada anak-anak.

Saya melihat bagaimana antusiasme para siswa SSB yang ikut acara coaching clinic. Semoga kehadiran kami bisa membantu mengembalikan gairah sepak bola di Bukit Tinggi dan sekitarnya.

Selama dua hari di Bukit Tinggi, selalu ada mobil dengan pengeras suara yang memberitakan kehadiran mantan pemain Primavera di sini. Apa artinya bagi Anda?
Luar biasa. Saya tak menyangka nama Primavera masih populer di sini. Seolah-olah kami masih menjadi pemain aktif dan datang untuk sebuah pertandingan resmi.

Setuju bila kegiatan klinik pelatihan oleh mantan pemain Primavera dan Baretti dilakukan rutin dengan sasaran SSB di Nusantara?
Sangat setuju. Bila memang kami bisa membantu perkembangan sepak bola di Tanah Air, kenapa tidak?

Apalagi, banyak mantan pemain Primavera dan Baretti yang kini menjadi pelatih usia dini.
Tentu program harus dipersiapkan jauh-jauh hari agar saya dan rekan-rekan bisa mengatur jadwal dengan pekerjaan rutin.

Tidak tertarik menjadi pelatih SSB di luar jam kantor di Dinas Pelayanan Pajak?
Ya, saya selalu memikir­kan hal itu. Tapi, selalu saja ada kendala ketika hendak ikut kursus kepelatihan.

Saya ingin membantu sepak bola usia dini, namun tidak menjadi pelatih asal-asalan. Saya ingin belajar dan memiliki lisensi. Tentu selama saya mendapatkan izin dari pimpinan di kantor.

Sebagai mantan anggota Persib, punya alasan kenapa bintang Persib kini jarang bertahan lama di tim nasional seperti Robby Darwis?
Ya, memang sulit mengikuti jejak Kang Robby di timnas. Saya rasa cuma dia pemain Persib yang mampu bertahan lama membela Indonesia.

Saya tak bisa mengata­kan dengan pasti, namun situasi di timnas dengan Persib memang jauh berbeda. Saya mengalami hal itu. Rasanya, kami lebih nyaman bermain dengan sesama pemain Persib karena sudah berkumpul lama.

Mungkin itu sebabnya Adjat Sudrajat atau Yaris Riyadi tak cukup lama membela timnas. Mereka bermain lebih baik saat membela klub ketimbang timnas.

Di Persib seperti ada ikatan kebersamaan yang kuat, tapi tak bisa saya ceritakan seperti apa. Namun, bukan berarti pemain Persib tidak cinta timnas.

Artikel ini sudah tayang di Harian BOLA edisi Senin (23/3/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

Sports
Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Liga Indonesia
Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Liga Indonesia
Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Liga Indonesia
Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Timnas Indonesia
5 Momen 'Buzzer Beater' Historis di Playoff NBA

5 Momen "Buzzer Beater" Historis di Playoff NBA

Sports
Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih 'Panas' dari Sang Gajah...

Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih "Panas" dari Sang Gajah...

Timnas Indonesia
Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Timnas Indonesia
Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Liga Indonesia
PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

Liga Champions
Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Garuda Muda Terus Bersiap di Tengah Kelelahan

Indonesia Vs Guinea: Garuda Muda Terus Bersiap di Tengah Kelelahan

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com