Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transparansi FIFA Bermasalah

Kompas.com - 20/09/2014, 04:55 WIB
Ary Wibowo

Penulis

ZURICH, KOMPAS.com - Para petinggi FIFA diminta untuk mengutamakan transparansi agar sejumlah masalah di badan tertinggi sepak bola dunia itu, seperti kasus dugaan suap pada pemenangan Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022, bisa segera diselesaikan.

Demikian pernyataan Ketua Dewan Investigasi Komite Etik FIFA, Michael Garcia, dalam acara World Summit on Ethics in Sports di Zurich, Jumat (19/9/2014). Menurut Garcia, pihaknya kesulitan menyelidiki beberapa kasus tersebut karena minimnya informasi dari pihak-pihak terkait yang diduga terlibat.

"Kode Etik FIFA adalah hukum bersifat kuat yang harus diimplementasikan dengan cara yang adil yang menyeluruh dan proses itu juga harus mengarah ke sesuatu yang lain. Tujuannya adalah untuk menanamkan kepercayaan dalam proses tersebut," ujar Garcia.

"Tetapi, di beberapa kasus tertentu, publik harus memiliki kepercayaan juga bahwa proses itu bekerja dengan cara yang adil," tambahnya.

Lebih lanjut, Garcia yang juga merupakan jaksa di New York, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa kantor pengacara di Manhattan saat ini dianggap memiliki reputasi terbaik di Negeri Paman Sam. Menurutnya, hal itu terjadi karena mereka mementingkan transparansi sehingga mendapatkan kepercayaan besar dari publik.

"Kami memiliki hukum dan prosedur pidana yang kuat dan kami juga memiliki track record yang sangat baik. Saya ragu kami bisa mendapat kepercayaan seperti itu jika kami tidak mampu mengumumkan dakwaan dengan jelas," ungkap Garcia.

"Saya juga ragu jika kami bisa mendapat kepecayaan jika satu-satunya catatan dalam proses tersebut tertuang hanya dalam bentuk sebuah nama dan kalimat, seperti dalam sebuah rilis media: Joe Smith dijatuhi hukuman hari ini selama 20 tahun karena melanggar Kode Etik Amerika Serikat 1922."

"Mungkin ada sedikit dukungan dari publik yang bisa menjadi sedikit informasi. Jadi, menurut saya, apa yang kami butuhkan sekarang adalah transparansi yang lebih besar dalam proses ini, transparansi dalam dakwaan, keputusan ataupun dasar keputusan, sembari terus melindungi hak-hak semua orang."

"Saya berharap kode etik ini dipelajari, diterapkan dan mungkin juga dapat direvisi sehingga jika memungkinkan kita bisa mempunyai jenis-jenis transparansi," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Doa Susy Susanti untuk Indonesia di Final Thomas dan Uber Cup 2024

Doa Susy Susanti untuk Indonesia di Final Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Barcelona Tembak Kaki Sendiri, Xavi Marah

Barcelona Tembak Kaki Sendiri, Xavi Marah

Liga Spanyol
Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Arsenal-Man City Pesta, Perburuan Gelar Sengit

Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Arsenal-Man City Pesta, Perburuan Gelar Sengit

Liga Inggris
Hasil Sassuolo Vs Inter: Emil Audero Starter, Nerazzurri Kalah dari Tim Degradasi

Hasil Sassuolo Vs Inter: Emil Audero Starter, Nerazzurri Kalah dari Tim Degradasi

Liga Italia
Real Madrid Juara Liga Spanyol Usai Girona Gilas Barcelona 4-2

Real Madrid Juara Liga Spanyol Usai Girona Gilas Barcelona 4-2

Liga Spanyol
Hasil Man City Vs Wolves 5-1: Empat Gol Haaland Meneror Arsenal

Hasil Man City Vs Wolves 5-1: Empat Gol Haaland Meneror Arsenal

Liga Inggris
Hasil Real Madrid Vs Cadiz 3-0, Los Blancos di Ambang Juara Liga Spanyol

Hasil Real Madrid Vs Cadiz 3-0, Los Blancos di Ambang Juara Liga Spanyol

Liga Spanyol
Indonesia ke Final Uber Cup 2024, Tak Ada Kata Mustahil Lawan China

Indonesia ke Final Uber Cup 2024, Tak Ada Kata Mustahil Lawan China

Badminton
Thomas dan Uber Cup 2024, Salut Jonatan untuk Tim Putri Indonesia

Thomas dan Uber Cup 2024, Salut Jonatan untuk Tim Putri Indonesia

Badminton
Indonesia ke Final Thomas Cup 2024, Jonatan Sebut Fajar/Rian Jadi Kunci

Indonesia ke Final Thomas Cup 2024, Jonatan Sebut Fajar/Rian Jadi Kunci

Badminton
Klub Elkan Baggott Ipswich Town Promosi ke Premier League

Klub Elkan Baggott Ipswich Town Promosi ke Premier League

Liga Inggris
Hasil Arsenal Vs  Bournemouth: The Gunners Pesta 3 Gol, Amankan Puncak

Hasil Arsenal Vs Bournemouth: The Gunners Pesta 3 Gol, Amankan Puncak

Liga Inggris
Sejarah 26 Tahun Terulang, Putra-putri Indonesia ke Final Thomas dan Uber Cup 2024

Sejarah 26 Tahun Terulang, Putra-putri Indonesia ke Final Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Indonesia ke Final Piala Thomas 2024, Fajar/Rian Terlecut Prestasi Tim Uber

Indonesia ke Final Piala Thomas 2024, Fajar/Rian Terlecut Prestasi Tim Uber

Badminton
Thomas Cup 2024, Indonesia Tunggu China atau Malaysia di Final

Thomas Cup 2024, Indonesia Tunggu China atau Malaysia di Final

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com