Portugal Dakwa Scolari dengan Kasus Penipuan Pajak

Para penyelidik mengatakan bahwa mereka telah meminta Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan Brasil untuk membantu kasus ini.

Menurut laporan sejumlah media, Scolari dituding menyembunyikan sekitar 7 juta euro (sekitar Rp 109,650 miliar) dari pendapatannya ketika ia menjadi pelatih tim nasional Portugal antara 2003 sampai 2008.

Scolari menolak tudingan dirinya melakukan hal yang salah. Akan tetapi proses penyelidikan ini mengancam Brasil dalam persiapannya menjadi tuan rumah Piala Dunia, yang akan dimulai pada 12 Juni.

Scolari melatih Brasil ketika menjuarai Piala Dunia 2002 dan kembali ke tim nasional untuk ajang yang diselenggarakan di kandang sendiri ini, di mana mereka difavoritkan untuk menjuarainya. Sementara itu, ketika menjadi bos Portugal, dia sukses membawa tim itu mencapai semifinal Piala Dunia 2006.

Penyelidikan telah dilakukan oleh Departemen Pusat untuk Investigasi dan Tuntutan Kriminal.

Pelatih berusia 65 tahun ini pernah bekerja di negara lain, bukan cuma Portugal dan Brasil. Dia pernah menjadi manajer klub Inggris, Chelsea, juga pelatih di Jepang, Kuwait, dan Uzbekistan.

Surat kabar Belanda Financieele Dagblad mengatakan bahwa Scolari menerima uang dari dua perusahaan yang bermarkas di Belanda, Chaterella Investors Limited dan Flamboyants Sports. Portugal telah meminta otoritas-otoritas AS untuk membantu penyelidikan, di mana uang itu diyakini telah ditransfer ke AS, tambah harian Belanda itu.

Financieele Dagblad mengatakan bahwa Scolari mentransfer uang melalui perusahaan-perusahaan yang berbasis di Bahama dan sejumlah negara lain yang memiliki peraturan pajak yang longgar.

"Saya membuat semua deklarasi pajak pendapatan saya dengan benar," kata Scolari dalam pernyataan sebagai reaksi terhadap laporan-laporan pers.

"Saya selalu memberitahukan semua pendapatan saya di semua negara tempat saya pernah bekerja," tegasnya.

"Saya sangat yakin mengenai kebenaran dalam semua pemberitahuan-pemberitahuan pajak saya."

"Jika ada yang keliru, itu bukan saya yang melakukannya," kata Scolari, yang mengundang otoritas untuk melihat "semua fakta".

Konfederasi sepak bola Brasil (CBF) belum memberikan komentar mengenai kasus ini, yang telah menjadi perhatian luas di negara tersebut.