Menurut Iriawan, rekomendasi tersebut dikeluarkan untuk menjaga stabilitas keamanan saat kedua tim bertanding di tempat yang belum ditentukan. Sebab suporter kedua tim memiliki sejarah permusuhan yang sampai saat ini belum ada kesepakatan damai. Bahkan permusuhan kedua suporter tersebut sudah banyak memakan korban jiwa.
"Kami merekomendasikan kepada Persija nggak usah mengirimkan suporternya. Lebih baik gitu. Kalau hanya satu suporter kan lebih enak, kami menjaga itu saja," kata Iriawan di Gedung Indonesia Mengugat, Jalan Viaduct, Kota Bandung, Rabu (19/2/2014).
Selain itu, Kapolda juga mengimbau kepada pelancong dari Jakarta yang menggunakan plat nomor B untuk menghindari tempat-tempat yang menjadi perlintasan bobotoh (suporter Persib). Hal itu perlu dilakukan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
"Untuk personel yang akan diturunkan cukup banyak, antara empat ribuan (personel) gabungan akan kami turunkan," akunya.
Diberitakan sebelumnya, laga klasik sarat gengsi Persib vs Persija dalam lanjutan kompetisi ISL 2014 Wilayah Barat, Sabtu (22/2/2014), kemungkinan besar tidak akan digelar di Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kapolda Jabar Irjen Pol M Iriawan mengatakan, laga tersebut kemungkinan besar dipindahkan ke Stadion Stadion Mashud Wisnu Saputra, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
"Kami rekomendasikan paling tidak ke Kuningan," kata Iriawan, Rabu (19/2/2014).
Iriawan menjelaskan, rekomendasi tersebut dikeluarkan karena pertimbangan keamanan. Pasalnya, pada saat laga Pelita Bandung Raya (PBR) melawan Persija, sekitar 1.000 orang bobotoh yang geram karena kedatangan suporter pendukung Persija, The Jakmania, ke Stadion Si Jalak Harupat, sempat membuat kericuhan dan merusak fasilitas dan kendaraan.
"Pada saat pertandingan PBR lawan Persija kemarin itu cuma 1000 jumlah penonton tapi terjadi hal yang tidak diinginkan. Sampai-sampai Kapolres Bandung harus mengevakuasi 150 suporter Persija ke KM 125 untuk dikawal sampai ke perbatasan," ucapnya.
"Kemudian terjadi pelemparan dan tindakan- tindakan yang cukup merepotkan kami. Itu baru 1000 suporter. Kapolres menelepon saya, dan panpel juga angkat tangan untuk melaksanakan di wilayah Soreang atau Jalak Harupat karena panpel pun tidak mau ambil risiko," sambungnya.
Iriawan pun menegaskan, Stadion Si Jalak Harupat tetap tidak direkomendasikan meski pertandingan berjalan tanpa dihadiri penonton.
"Nggak bisa, tetap saja panitia, Bupati dan Kapolres tidak berani (ambil risiko). Tanpa penonton di dalam, tapi di luar tetap saja banyak, itu yang kami khawatirkan. Kami ambil (kebijakan) yang tidak populer tapi demi kepentingan lebih besar lagi," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.