Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Terima Karma 44 Tahun Lalu di Wembley

Kompas.com - 28/06/2010, 00:00 WIB

BLOEMFONTEIN, Kompas.com — Empat puluh empat tahun lalu di Stadion Wembley, Jerman harus menerima kenyataan pahit nan menyesakkan. Pada final Piala Dunia 1966 yang berlangsung di Inggris, mereka "dihancurkan" oleh sebuah gol kontroversial dari pemain tuan rumah Geoff Hurst. Alhasil, "Der Panzer" harus keluar lapangan dengan kepala tertunduk lesu karena kalah 2-4, dan Inggris untuk pertama kalinya (dan terakhir) menjadi juara dunia.

Duel partai puncak event empat tahunan itu harus dilanjutkan hingga babak perpanjangan waktu setelah skor tetap imbang 2-2, menyusul gol balasan Jerman pada menit ke-89 yang dihasilkan oleh Wolfgang Weber. Sebelumnya, Jerman lebih dulu unggul lewat gol Helmut Haller pada menit ke-12, kemudian dibalas Geoff Hurst enam menit kemudian.

Inggris sempat memiliki asa untuk menyelesaikan pertandingan dalam waktu normal 90 menit saat Martin Peters mengubah skor jadi 2-1 pada menit ke-78. Namun, menjelang laga usai, Weber mencetak gol balasan sehingga duel dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu 2 x 15 menit.

Di babak inilah, kontroversi yang sampai sekarang masih jadi perdebatan terjadi. Pada menit ke-101, Hurst melepaskan tembakan keras yang menghunjam mistar gawang dan bola memantul ke bawah. Hakim garis mengangkat bendera tanda terjadinya gol, yang membuat Inggris unggul 3-2.

Sontak, para pemain Jerman melakukan protes karena bola tidak melewati garis gawang. Namun, wasit Tofik Bakhramov tetap pada keputusannya (setelah berkonsultasi dengan hakim garis yang mengangkat bendera) bahwa tembakan Hurst itu menghasilkan gol. Mental para pemain Jerman pun mulai runtuh sehingga Hurst bisa menambah satu gol lagi untuk melengkapi hattrick-nya di laga tersebut, sekaligus membawa Inggris menang 4-2.

Ternyata, cerita kontroversial Piala Dunia 1966 itu terulang lagi di Piala Dunia 2010 ketika Inggris bertemu Jerman di babak perdelapan final, Minggu (27/6/2010) di Stadion Free State, Bloemfontein. Kali ini, Inggris yang menerima karma. Mereka mendapat keputusan yang menyesakkan karena wasit asal Uruguay, Jorge Larrionda, tidak mengesahkan gol Frank Lampard pada menit ke-40.

Padahal, bola tendangan keras gelandang "The Three Lions" tersebut tampak jelas melewati garis gawang Jerman ketika memantul dari mistar (hasil tayang ulang pun memperlihatkan bola sudah melewati garis gawang). Malah, Lampard dan rekan-rekannya, juga Pelatih Fabio Capello, sudah bersorak kegirangan karena yakin gol telah terjadi sehingga skor saat turun minum imbang 2-2.

Namun, wasit dan hakim garis "cuek". Mereka menganggap tidak terjadi gol. Skor babak pertama tetap 2-1 untuk keunggulan Jerman.

Inilah titik balik pertandingan tersebut, yang kemudian mutlak milik Jerman. Seusai jeda, Der Panzer yang sudah tiga kali menjadi juara dunia bisa menambah dua gol lagi yang dihasilkan lewat serangan balik. Thomas Mueller mengubur impian Inggris karena pemain bernomor punggung 13 ini memborong dua gol di paruh kedua untuk memastikan Jerman menang 4-1 dan maju ke babak delapan besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Syarat-syarat Calon Pengganti Mauricio Pochettino di Chelsea

    Syarat-syarat Calon Pengganti Mauricio Pochettino di Chelsea

    Liga Inggris
    Persib Bandung Vs Madura United, Alasan Disebut Final Ideal Liga 1

    Persib Bandung Vs Madura United, Alasan Disebut Final Ideal Liga 1

    Liga Indonesia
    Motivasi Pemain Asing Terlama Persib yang Begitu Dekat dengan Juara

    Motivasi Pemain Asing Terlama Persib yang Begitu Dekat dengan Juara

    Liga Indonesia
    Jadwal Malaysia Masters 2024: 11 Wakil Indonesia Beraksi, Tersaji Duel Merah Putih

    Jadwal Malaysia Masters 2024: 11 Wakil Indonesia Beraksi, Tersaji Duel Merah Putih

    Badminton
    Mauricio Pochettino Tinggalkan Chelsea Setelah Hanya Satu Musim

    Mauricio Pochettino Tinggalkan Chelsea Setelah Hanya Satu Musim

    Liga Inggris
    Ronaldo Perkuat Portugal di Piala Eropa 2024, Kans Pecahkan Rekor

    Ronaldo Perkuat Portugal di Piala Eropa 2024, Kans Pecahkan Rekor

    Internasional
    Sanksi FIFA Tuntas, PSS Sleman Persiapkan Liga 1 Musim Depan

    Sanksi FIFA Tuntas, PSS Sleman Persiapkan Liga 1 Musim Depan

    Liga Indonesia
    Sorotan untuk Wasit Laga Timnas Indonesia di Piala AFF 2024

    Sorotan untuk Wasit Laga Timnas Indonesia di Piala AFF 2024

    Timnas Indonesia
    Respons Shin Tae-yong soal Hasil Drawing Piala AFF 2024 Vs Vietnam

    Respons Shin Tae-yong soal Hasil Drawing Piala AFF 2024 Vs Vietnam

    Timnas Indonesia
    Alasan Henderson dan Rashford Tak Masuk Skuad Inggris untuk Euro 2024

    Alasan Henderson dan Rashford Tak Masuk Skuad Inggris untuk Euro 2024

    Internasional
    Akses Istimewa Passport Planet Persib Saat Nonton Laga Maung Bandung

    Akses Istimewa Passport Planet Persib Saat Nonton Laga Maung Bandung

    Liga Indonesia
    Jadwal Timnas Indonesia pada Piala AFF 2024

    Jadwal Timnas Indonesia pada Piala AFF 2024

    Timnas Indonesia
    Fakta Bojan Hodak Empat Kali Final Beruntun, Peluang Juara di Persib

    Fakta Bojan Hodak Empat Kali Final Beruntun, Peluang Juara di Persib

    Liga Indonesia
    Daftar Skuad Inggris untuk Euro 2024: Tanpa Rashford-Henderson, Ada Maguire

    Daftar Skuad Inggris untuk Euro 2024: Tanpa Rashford-Henderson, Ada Maguire

    Internasional
    Toni Kroos Pensiun, Ruang Ganti Real Madrid Terguncang

    Toni Kroos Pensiun, Ruang Ganti Real Madrid Terguncang

    Liga Spanyol
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com