BARCELONA, KOMPAS.com — Barcelona seperti lelah berkreasi saat menjamu Inter Milan dalam leg kedua semifinal Liga Champions, Rabu atau Kamis (29/4/2010) dini hari WIB. Meski unggul pemain sejak menit ke-28, Barca gagal mengejar target dua gol untuk lolos ke final.
Barcelona memang menang 1-0 berkat gol Gerard Pique pada menit ke-84. Namun, mereka terpaksa tersingkir karena kalah agregat 2-3 setelah sebelumnya kalah 1-3 di Giuseppe Meazza.
Barcelona seperti kehabisan ide untuk menekan Inter Milan. Mereka selalu mencoba mencetak peluang dari tengah sehingga Inter pun dengan mudah selalu mematahkan serangan tuan rumah.
Pola serangan Barcelona selalu sama. Mereka mencoba utak-atik di tengah. Kalaupun mampu menembus dari sayap, mereka mengembalikan bola ke tengah dan berusaha mencari peluang dari kreasi permainan di tengah.
Ini jelas mudah dibaca para pemain Inter Milan. Meski bermain 10 orang sejak menit ke-28, Inter tampak tak kesulitan menggagalkan serangan lawan. Bahkan, Lionel Messi yang biasanya liar di berbagai posisi pun seperti kesulitan mengembangkan permainannya. Dia malah cenderung lebih sering menjadi pengumpan daripada melakukan aksi individu membongkar pertahanan lawan.
Tuan rumah seperti tak berani melakukan spekulasi dengan umpan-umpan silang ke depan gawang. Padahal, serangan dari tengah sudah terbukti buntu.
Tampaknya, ini sempat disadari Pelatih Barcelona Pep Guardiola. Karena itu, dia memasukkan Maxwell pada menit ke-45, Bojan Krkic, dan Jeffren Suarez pada menit ke-63. Mereka masing-masing menggantikan Gabriel Milito, Zlatan Ibrahimovic, dan Sergi Busquets.
Maxwell diharapkan mampu memberikan umpan-umpan silang atau tusukan sayap yang berbahaya. Pada leg pertama, dia berperan membidani gol Barcelona lewat tusukan sayapnya. Namun, ternyata ini tak jalan karena Barcelona telanjur latah terus menembus dari jalur tengah.
Saat mendapat tendangan penjuru pun "El Barca" sering tak menendang langsung ke depan gawang. Mereka mengumpan ke rekan terdekat, kembali utak-atik mencari celah yang sudah tertutup di tengah.
Tendangan penjuru terakhir pada masa injury time juga tak dimanfaatkan untuk melakukan spekulasi ke depan gawang. Bola justru kembali diumpan ke teman terdekat dan utak-atik kembali. Padahal, jelas waktu sudah mepet.
Pada menit ke-71, sebuah tendangan silang Lionel Messi ke depan gawang cukup membahayakan. Bojan nyaris menanduk bola ke gawang Julio Cesar. Namun, ini ternyata hanya insidental dan tak membuat gaya permainan Barcelona berubah.
Penguasaan bola yang sampai 86 persen pun menjadi tak berarti sebab Barcelona seperti kehabisan ide dan kreativitas. Gol mereka yang dicetak Pique pun cukup berbau off-side.
Sekali lagi, Pelatih Inter Milan Jose Mourinho menunjukkan kemampuannya meredam juara bertahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.