MILAN, KOMPAS.com — Agen penyerang Inter Milan, Mario Balotelli, Mino Raiola, mengatakan, relasi kliennya dengan warga San Siro sudah sulit diperbaiki. Menurutnya, meski sudah meminta maaf dan ingin bertahan, Balotelli pun mau tak mau bersiap menatap pintu keluar.
Balotelli memang sudah lama dikenal sebagai anak nakal di Inter. Ia beberapa kali berkonflik dengan Pelatih Jose Mourinho berkaitan dengan inkonsistensinya di lapangan. Bahkan, Mourinho sempat membekukan jam terbangnya selama 540 menit.
Hubungan itu belum betul-betul pulih ketika Balotelli kembali berulah di tengah pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions melawan Barcelona, Selasa (20/4/2010), yang berakhir 3-1 untuk Inter.
Saat itu, ia masuk menggantikan Diego Milito pada menit ke-75. Dalam satu momen, ia mendapat peluang memimpin serangan balik yang berpotensi melahirkan gol keempat bagi Inter. Namun, kesempatan itu lewat begitu saja karena Balotelli salah melepas umpan.
Interisti kemudian mencemoohnya. Balotelli kemudian marah-marah kepada penonton terdekat dan ini dibalas penonton dengan olok-olok yang semakin kencang. Pada akhir pertandingan, Balotelli mencopot kostumnya di lapangan, membuangnya begitu saja, dan berjalan ke kamar ganti.
Para petinggi Inter, rekan-rekan, dan terutama Interisti bereaksi keras terhadap sikap Balotelli. Media Italia bahkan menyebut bek Marco Materazzi sempat terlibat keributan dengan Balotelli di lorong menuju kamar ganti.
Belakangan, Presiden Inter Massimo Moratti, Mourinho, dan sejumlah pemain mengatakan, meski kecewa, mereka tetap mendukung Balotelli. Balotelli sendiri, menurut Raiola, sudah meminta maaf dan mengaku lepas kendali saat dicemooh pendukung.
Namun, api hanya berubah menjadi arang yang kini siap kembali berkobar. Raiola yang sempat mengatakan bahwa kliennya akan tetap di Inter musim depan, kini meralat ucapannya sendiri.
"Mulai sekarang, situasi tak terkendali. Ini adalah spiral yang negatif. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah menunggu musim berakhir dan melihat apa intensi mereka (Inter)," ungkap Riola.
"Ini seharusnya menjadi tahun Mario. Namun, ia kehilangan kursi di tim nasional (Italia) yang merupakan mimpinya. Kami akan melakukan segalanya yang mungkin supaya ini tak terjadi musim depan."