TANGERANG, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Metro Tangerang Kota masih terus melakukan penyelidikan terkait kasus kerusuhan yang diwarnai dengan aksi penembakan terhadap suporter Persikota Tangerang pada Selasa (22/12/2009) kemarin.
Kepala Satuan Reskrim Polres Metro Tangerang Kota Komisaris Polisi Budhi Herdi mengatakan, penyelidikan dilakukan terutama untuk mencari tahu pelaku penembakan yang mengakibatkan empat orang suporter Persikota mengalami luka tembak. Dua di antaranya dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), satu dirawat di RSUD Tangerang, dan seorang lagi sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan di RSUD Tangerang.
Budhi mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara ini, polisi mencurigai kerusuhan ini terjadi karena kekesalan warga terhadap aksi para suporter. Diduga beberapa suporter yang meninggalkan stadion banyak yang memotong jalan melewati pekarangan rumah-rumah warga. "Dugaan sementara ini, pengadangan dan penembakan terjadi karena warga sekitar stadion yang tidak senang dengan ulah para suporter," kata Budhi kepada Kompas.com, Rabu ( 23/12/2009 ), di Tangerang, Jawa Barat.
Dari hasil penyelidikan, kata Budhi, polisi berkesimpulan jenis senjata yang digunakan dalam penembakan adalah jenis senapan angin dan bukan senjata api sungguhan. Ia mengatakan, hal ini terlihat dari luka korban yang tidak menunjukkan adanya kerusakan seperti diakibatkan senjata api.
Meski demikian, kata dia, sejauh ini polisi belum bisa menemukan pelaku penembakan tersebut. Pihaknya masih melakukan penyelidikan lanjutan terhadap beberapa warga dan saksi mata di sekitar lokasi kejadian.
Kejadian berawal ketika para suporter Persikota Tangerang dan Pro Duta Yogyakarta mulai meninggalkan Stadion Benteng Tangerang usai pertandingan. Sekelompok massa yang diduga warga sekitar mengadang ratusan suporter yang sebagian sedang berjalan kaki meninggalkan stadion. Tiba-tiba terjadi penembakan ke arah para suporter tersebut yang mengakibatkan empat remaja mengalami luka tembak. Selain empat mengalami luka tembak, seorang perwira polisi AKP Saptomo meninggal dunia saat terjadi kerusuhan ini. Namun, kematian Saptomo bukan karena tindakan kekerasan atau penganiayaan, tapi karena penyakit yang dideritanya kambuh pada saat kejadian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.