Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APPI Tidak Memberikan Bantuan Hukum jika Ada Pemain Profesional Terbukti Keroyok Wasit

Kompas.com - 05/06/2024, 18:30 WIB
Ferril Dennys

Penulis

KOMPAS.com - Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) sedang mengumpulkan informasi terkait kasus para pesepak bola profesional yang diindikasikan terlibat dalam insiden kekerasan di pertandingan tarkam.

APPI menilai para pesepak bola profesional seharusnya dapat lebih arif dan bijaksana dalam memilih pertandingan non resmi seperti fun football atau tarkam agar tidak mencederai standar profesionalitas pesepak bola profesional.

Baca juga: Aji Santoso Sayangkan Kasus Pengeroyokan Wasit oleh Pemain Profesional di Laga Tarkam

"Bahwa dalam insiden yang sedang ramai saat ini perlu ditelaah lebih lanjut apakah hal tersebut merupakan pertandingan tarkam atau undangan pejabat setempat yang tidak dapat dihindari dan dilakukan tanpa bayaran," jelas APPI dalam pernyataannya.

APPI mempersilahkan korban memproses secara hukum. Jika memang benar adanya dan dapat dibuktikan bahwa adanya keterlibatan pesepak bola sebagai salah satu pelaku, maka APPI berkomitmen untuk tidak memberikan bantuan hukum kepada pesepak bola tersebut.

"Bahwa APPI mendukung untuk adanya upaya penyelesaian secara hukum agar pemberitaan yang berkembang saat ini tidak mengarah ke fitnah/tuduhan tak berdasar dan dapat terselesaikan dengan sebagaimana mestinya," tutur APPI. 

APPI mewakili seluruh pesepak bola profesional di Indonesia tentunya berharap kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi dan pertandingan sepak bola bisa berjalan secara aman, kondusif dan menyenangkan sebagaimana seharusnya.

Insiden ini terjadi pada final turnamen Tarkam Bener Bersatu Cup 2024 antara PS Putra Bakti FC Patemon vs Ar Raffi FC di Lapangan Pule Tugu Bener, Tengaran, Kabupaten Semarang, Minggu (26/5/2024) lalu.

Laga ini dimeriahkan oleh sejumlah pemain Liga 1 Indonesia. Sebut saja Bagas Kaffa, Bagus Kahfi, Joko Ribowo, Sonny Setiawan, Wahyu 'Hulk' Prasetyo, Bayu Pradana, Komarudin, Ilham Mahendra, Hery Susanto, Wahyu Wijiastanto dan Heru Setyawan.

Keributan dipicu gesekan antar pemain yang membuat wasit Hadi Suroso memberikan dua kartu merah kepada pemain PS Putra Bakti.

Tidak puas dengan keputusan tersebut, wasit Hadi Soroso kemudian dikeroyok hingga harus mendapatkan penanganan medis di rumah sakit.

Dari penelusuran disebutkan ada enam pemain yang terlibat dalam insiden ini yakni Bayu Pradana (Barito Putera), Komarudin (Persikabo 1973), Ilham Mahendra (Barito Putera), Heri Susanto (Eks Persita Tangerang), Heru Setyawan (Eks Kalteng Putra) dan Wahyu Wijiastanto (eks Persiba Bantul dan Timnas Indonesia).

Enam pemain tersebut kini telah dilaporkan kepada pihak kepolisian dan terancam hukuman pidana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com