Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kanjuruhan Terekam dalam Lagu "Oktober Hitam", Harapan untuk Keadilan

Kompas.com - 02/10/2023, 05:40 WIB
Suci Rahayu,
Sem Bagaskara

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Musisi Iksan Skuter menciptakan lagu "Oktober Hitam", yang merupakan medianya untuk bersuara tentang tragedi Kanjuruhan.

"Aku bernyanyi atas nama manusia. Yang bersaksi atas nyawa hilang karena bola, bisnis bola," begitulah petikan lirik lagu "Oktober Hitam" yang diciptakan oleh Iksan Skuter.

Iksan Skuter merupakan musisi kelahiran Blora yang hidup dan tinggal di Malang. Kedekatannya dengan Malang menggugah nuraninya untuk ikut bersuara lewat lagu guna membahas tragedi Kanjuruhan.

Setiap bait liriknya sarat cerita ironi tragedi Kanjuruhan. Cerita tentang duka keluarga korban, fanatisme berlebihan, dan sisi gelap bisnis bola, dibawakan dengan petikan gitar akustik yang membuat setiap pendengarnya terenyuh.

Iksan Skuter mengungkapkan, lagu tersebut diciptakan tanggal 2 Oktober 2022 atau kurang dari 24 jam setelah tragedi Kanjuruhan.

Selain sebagai ekspresi duka kepada korban, lagu ini juga menjadi bentuk usahanya sebagai seniman untuk mengabadikan tragedi pilu yang menewaskan 135 jiwa.

"Bagi saya pribadi, peristiwa yang terjadi di Kanjuruhan adalah peristiwa besar. Tragedi kemanusiaan (dalam tafsir saya). Harus terdokumentasikan! Tentu saja dalam karya seni musik," ucap Iksan kepada Kompas.com.

Baca juga: Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan, Perjuangan Keadilan Terus Hidup dan Berjalan...

"Karena hanya itu yang bisa saya lakukan sebagai manusia yang berprofesi sebagai seniman untuk merespons peristiwa tersebut," tutunya menambahkan.

Ia merupakan seorang musisi yang gemar menciptakan lagu-lagu bertema isu sosial. Banyak lagunya yang menceritakan soal ketimpangan sosial dan empati untuk kelompok marginal.

Gaya musiknya yang khas dengan kritik pedas membuatnya sering disandingkan dengan musisi legendaris, Iwan Fals.

Di antara banyak karya yang telah diciptakan, "Oktober Hitam" menjadi salah satu lagu yang sakral. Sebab lagu ini tidak bisa dibawakan di sembarang pertunjukan maupun konser.

"Ada hal yang (bagi saya) berkaitan dengan etika. Jadi enggak enak hati dan enggak nyaman saja (menurut saya) membawakan lagu yang menceritakan peristiwa tragedi kemanusiaan di konteks industri murni," tutur Iksan Skuter.

"Kecuali jika suatu hari saya perform di Malang yang sifatnya pro bono/non profit, mungkin akan saya bawakan," ujarnya lagi.

Sebagai orang yang dekat dengan isu-isu sosial, Iksan Skuter mempunyai banyak keresahan yang ingin disampaikan terkait tragedi Kanjuruhan. Tapi, di sisi lain ada nilai-nilai yang juga ingin dia hormati.

Musisi dari Malang, Iksan Skuter.Dokumentasi Pribadi Musisi dari Malang, Iksan Skuter.

"Masih banyak kegelisahan yang belum bisa saya sampaikan. Karena sepertinya saya kurang berkompeten jika berbicara tragedi Kanjuruhan di luar konteks seni musik," ucapnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com