Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

26 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Awas, Pasukan Pirang Romania Menyerang!

Kompas.com - 25/10/2022, 14:00 WIB
Sem Bagaskara

Penulis

Sumber FIFA

KOMPAS.com - Romania menggemparkan Perancis pada Piala Dunia 1998. Selain sukses mengalahkan Inggris, Romania menciptakan sensasi dengan gaya rambut pirang mereka.

Timnas Romania asuhan Anghel Iordanescu yang masih bertumpu kepada sang kapten legendaris, Gheorge Hagi, memberikan warna menarik dalam pergelaran Piala Dunia 1998 di Perancis.

Romania sekali lagi mampu menyuguhkan penampilan apik dan lolos ke fase gugur, sesuatu yang juga mereka lakukan pada dua edisi Piala Dunia sebelumnya, yakni pada Italia 1990 dan Amerika Serikat 1994.

Romania besutan Anghel Iordanescu berhasil menjuarai Grup G Piala Dunia 1998 berkat raihan 7 poin.

Baca juga: 5 Rekor yang Bisa Messi Pecahkan di Piala Dunia 2022, Peluang Terakhir La Pulga

Dalam perjalanan sebagai juara grup, Gheorge Hagi dkk sukses mengalahkan Inggris yang bertabur bintang macam Alan Shearer, Michael Owen, hingga David Beckham, dengan skor 2-1.

Kemenangan atas Inggris itu menyegel tiket ke-16 besar untuk Romania, kendati mereka masih menyisakan satu laga sisa di Grup G melawan Tunisia.

“Sebelum turnamen, kami bertaruh, untuk melakukan hal gila jika kami lolos dari fase grup,” kata kiper Romania, Bogdan Stelea, dikutip situs FIFA dari Eusunt12.ro.

Hal gila yang dimaksud Stelea adalah kewajiban semua anggota tim mengecat rambut di tubuh dengan warna pirang!

Satu-satunya personel tim yang tak melakukan kaul itu adalah Bodgan Stelea yang memang berkepala plontos.

“Begitulah ceritanya kami semua menjadi pirang, kecuali saya, yang sudah tak punya rambut!” ujar Stelea.

Baca juga: Daftar Top Skor Piala Dunia dari Masa ke Masa

Sang pelatih, Anghel Iordanescu, juga mendadak berkepala gundul layaknya Stelea. Iordanescu ingin menunjukkan solidaritas kepada tim dengan menepati nazar mencukur habis rambutnya.

Akan tetapi, selama sisa turnamen, Iordanescu terlihat menutupi kepala plontosnya dengan topi.

“Dia mencurangi kami! Dia tidak menghargai taruhannya,” kata Stelea soal sang pelatih.

Awalnya, “gerakan rambut pirang” ini memang dimaksudkan untuk membangun kekompakan tim.

Namun, yang ada setelahnya justru malah keraguan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com