Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 2 Tahun Hiatus, Turnamen Tenis Tertua di Indonesia Kembali Digelar

Kompas.com - 19/12/2021, 15:26 WIB
Kontributor Bola, Septian Nugraha,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Turnamen Seneca Indonesia Fiks Sportama Junior Tennis Open 2021 kembali digelar. Kejuaraan tenis tertua di Indonesia itu sempat mengalami hiatus selama lebih kurang satu tahun setengah, karena pademi Covid-19.

Sebanyak 330 petenis pun ambil bagian dalam turnamen tahunan yang sudah memasuki edisi ke-69 itu.

Ke-330 petenis tersebut terbagi dalam berbagai Kelompok Umur (KU); U-12, U-14, U-16 dan U-18.

Laga digelar di tiga venue berbeda Lapangan Tenis Taman Maluku, Lapangan Tenis UPI, dan Lapangan Tenis Siliwangi, Kota Bandung, dari 18 hingga 23 Desember 2021.

Ketua Pengurus Besar (PB) Persatuan Lawan Tenis Indonesia (Pelti) Rildo Ananda Anwar, bersyukur karena kejuaraan tenis junior tingkat nasional bisa kembali diselenggarakan di tengah situasi pandemi.

"Saya selalu menekankan pertandingan itu adalah ukuran dari pada prestasi anak-anak. Jadi kalau latihan tanpa ada pertandingan mereka juga tidak tahu kemampuannya," kata Rildo, di sela acara.

"Oleh sebab itu, sekarang sudah mulai dimungkinkan untuk mendapatkan izin untuk mengadakan pertandingan. Fiks ini kan harusnya yang ke-70 jadinya sekarang yang ke-69 karena tahun lalu tidak ada," sambung dia.

Terkait teknis penyelenggaraan, Meiske H Wiguna selaku Ketua Pelaksana mengatakan, Seneca Indonesia Fiks Sportama Junior Tennis Open 2021 tidak mempertandingkan KU-10.

Pasalnya, kategori umur tersebut tidak mendapatkan rekomendasi dari Satgas Covid-19.

"Perbedaannya KU-10 tidak dipertandingkan, dulu ada red ball tahun 2019 ada green ball 10 tahun ke bawah tapi kan pada waktu itu KU belum vaksin jadi ditiadakan. Memang mungkin KU 12 itu yang terbanyak," tutur Meiske.

Meiske melanjutkan, protokol kesehatan menjadi prioritas dalam sukses penyelenggaraan Seneca Indonesia Fiks Sportama Junior Tennis Open 2021.

Semua peserta, wasit dan panitia pelaksana wajib menyertakan keterangan hasil negatif swab antigen.

"Ya itu wajib atlet yang ikut di sini menyerahkan surat antigen ke desk turnamen masing-masing. Jadi kalau orang yang dewasa scan barcode dan kita sebagai panitia juga menyelenggarakan antigen," ucap Meiske.

"Kebetulan yang membantu kita itu mantan fiks yang ada di AU di Jakarta. Dia datang ke Bandung untuk antigen seluruh panitia wasit dan seluruh panitia di sini," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com