Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Frank Lampard Jadi Magnet bagi Bintang Muda Jerman...

Kompas.com - 26/01/2021, 06:21 WIB
Benediktus Agya Pradipta,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

Sumber Chelsea

KOMPAS.com - Perjuangan Frank Lampard sebagai pelatih Chelsea telah berakhir. Dia dipecat seusai menelan sederet hasil buruk.

Frank Lampard kini harus meninggalkan kursi kepelatihan Chelsea dengan segudang memori di belakangnya.

Salah satu ingatan yang paling melekat pada masa kepemimpinan Frank Lampard adalah manuver pembelian pemain.

Pada 2020, Lampard mendatangkan sejumlah pemain top dunia seperti Timo Werner, Hakim Ziyech, dan Kai Havertz.

Dari sejumlah pemain yang ia datangkan, Kai Havertz paling mencuri perhatian, mengingat nominal transfer yang harus dikeluarkan Chelsea untuk merekrut bintang muda asal Jerman tersebut.

Baca juga: Alasan Chelsea Rela Pecahkan Rekor Transfer demi Rekrut Kai Havertz

Chelsea dilaporkan merekrut Kai Havertz dengan mahar sebesar 79 juta pounds atau setara Rp 1,54 triliun.

Angka ini sekaligus memecahkan rekor transfer Chelsea yang sebelumnya dipegang kiper asal Spanyol, Kepa Arrizabalaga.

Kai Havertz bersama pelatih Frank Lampard saat peresmiannya menjadi pemain Chelsea.DOK. CHELSEA FC Kai Havertz bersama pelatih Frank Lampard saat peresmiannya menjadi pemain Chelsea.
Lampard disebut memiliki andil penting dalam proses kedatangan Kai Havertz menuju Stamford Bridge.

Mantan pemain timnas Inggris itu berperan sebagai "magnet" sehingga Kai Havertz yang sebelumnya bermain untuk Bayer Leverkusen mau bergabung dengan Chelsea.

Baca juga: Mantan Striker Timnas Inggris Sebut Pemecatan Lampard Tidak Tepat

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kai Havertz setelah dirinya resmi menjadi anak asuh Frank Lampard.

"Tentu saja dia (Lampard) memiliki pengaruh besar terhadap keputusan yang saya buat," kata Havertz pada September 2020, dikutip dari laman resmi Chelsea.

"Saya menyukainya sebagai pemain dan sering menonton aksinya. Saya pikir saya bisa belajar darinya," ujar Kai Havertz.

"Dia adalah sosok yang hebat dan sangat rendah hati. Saya tidak sabar untuk bermain dan belajar darinya," tutur gelandang berusia 21 tahun tersebut.

Baca juga: Rekam Jejak Frank Lampard di Chelsea, Melegenda hingga Berakhir Tragis

Selain itu, Kai Havertz juga tertarik dengan gaya bermain yang coba Lampard bangun di Chelsea.

"Dia memainkan sepak bola menyerang seperti halnya saya, dan saya sangat suka mencetak gol," ucap Kai Havertz.

"Jadi, saya pikir dia akan banyak membantu saya untuk bermain sesuai posisi saya," tutur Kai Havertz menjelaskan.

Selama tampil di bawah asuhan Frank Lampard, Kai Havertz telah mencetak lima gol dan enam asisst dari 24 penampilan.

Kini, dia harus merelakan kepergian Lampard dan bersiap menunjukkan kualitas di depan pelatih anyar.

Sejauh ini, mantan pelatih Paris Saint-Germain (PSG), Thomas Tuchel, menjadi kandidat terkuat pengganti Frank Lampard di Chelsea.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Vs Guinea: Ada Eks Barcelona, Banyak Jebolan Piala Afrika

Indonesia Vs Guinea: Ada Eks Barcelona, Banyak Jebolan Piala Afrika

Liga Indonesia
Hasil Liga Champions: Kesempatan Dortmund Tebus Kegagalan di Wembley

Hasil Liga Champions: Kesempatan Dortmund Tebus Kegagalan di Wembley

Liga Champions
Hasil PSG vs Dortmund 0-1 (agg. 0-2): Die Borussen Tembus Final Liga Champions

Hasil PSG vs Dortmund 0-1 (agg. 0-2): Die Borussen Tembus Final Liga Champions

Liga Champions
Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

Sports
Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Liga Indonesia
Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Liga Indonesia
Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Liga Indonesia
Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Timnas Indonesia
5 Momen 'Buzzer Beater' Historis di Playoff NBA

5 Momen "Buzzer Beater" Historis di Playoff NBA

Sports
Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih 'Panas' dari Sang Gajah...

Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih "Panas" dari Sang Gajah...

Timnas Indonesia
Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Timnas Indonesia
Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com