KOMPAS.com - Pengamat sepak bola nasional, Tommy Welly, buka suara soal uang yang bakal diterima tim-tim Liga 2 2020 pada akhir musim.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi, telah menetapkan hadiah bagi tim juara dan runner-up Liga 2 musim ini dalam surat bernomor 261/LIB KOM/VIII/2020 bertanggal 6 Agustus 2020.
Total, tim juara akan menerima uang sebesar Rp 1,5 miliar pada akhir musim.
Rinciannya, Rp 1 miliar berasal dari subsidi, terbagi demikian: Rp 600 juta yang didapat pada babak penyisihan grup, Rp 200 juta pada perempat final, Rp 200 juta pada semifinal. Sementara hadiah Rp 500 juta yang diberikan setelah menjadi juara.
Menurut Tommy Welly, angka hadiah setelah menjadi juara tersebut terlalu kecil.
Baca juga: RESMI: Liga 1 dan Liga 2 2020 Dilanjutkan Awal Oktober
"Soal hadiah uang nominal Rp 500 juta itu memang kecil untuk ukuran liga profesional, meskipun itu di level kedua," ujar pria yang akrab disapa Bung Towel itu kepada Kompas.com.
"Yang urgent dari poin nominal prize money yang kecil itu sebenarnya, memperlihatkan indikasi bahwa Liga 2 yang memang tidak memiliki saham di PT LIB hanya dianggap 'pelengkap penderita' saja di kancah persepakbolaan nasional saat ini," imbuhnya.
Adapun peringkat kedua Liga 2 2020 total mendapat uang sebesar Rp 1,3 miliar. Bedanya, tim runner-up berhak atas hadiah Rp 300 juta setelah partai final.
Setiap tim Liga 2 2020 minimal akan mengantongi uang subsidi sebesar Rp 600 juta yang diberikan bertahap dalam empat termin, mulai September hingga Desember 2020.
Adapun untuk babak perempat final, masing-masing tim mendapatkan Rp 200 juta yang dicicil dua termin.
Jika lolos ke empat besar, setiap tim mendapatkan uang lagi sebesar Rp 200 juta yang juga dibagi dalam dua termin.
"Bagi tim yang kondisinya pas-pasan akan seadanya saja menjalani pertandingan," ucap Tommy Welly melanjutkan.
"Karena dari 24 klub yang mengikuti turnamen Liga 2 musim ini, 16 klub alias 2/3 peserta turnamen hanya menjalani lima pertandingan saja dalam satu musim kompetisi. Jumlah pertandingan yang sebetulnya tidak layak disebut sebagai kompetisi profesional," kata dia.
Ia juga berkomentar soal perubahan format kompetisi Liga 2 untuk musim ini.
"Format kompetisi yang berubah tahun ini membuat level kompetitif Liga 2 tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Hanya butuh sembilan pertandingan saja untuk bisa promosi ke Liga 1," kata dia.