Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iwan Bule Jadi Ketua Umum, Tongkat Jenderal di PSSI Berlanjut

Kompas.com - 02/11/2019, 14:27 WIB

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terpilihnya Mochamad Iriawan alias Iwan Bule sebagai Ketua Umum PSSI membuat estafet tongkat kepemimpinan para jenderal di federasi sepak bola Indonesia berlanjut.

Iwan Bule terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2019-2023 melalui Kongres Luar Biasa PSSI yang digelar di Hotel Shangrilla, Sabtu (2/10/2019) siang.

Dia meraih 82 suara dari total 85 voters. Sisanya, tiga voters abstain, sedangkan satu voters tidak ikut election, yakni Persis Solo.

Iwan menang telak atas dua lawannya, yakni Arif Putra Wicaksono dan Rahim Soekasah.

Sementara itu, tujuh calon lainnya sudah menyatakan mundur sebelum pemilihan dimulai.

Mereka adalah Bernard Limbong, Aven Hinelo, Benny Erwin, Fary Djemy Francis, Sarman, Vijaya Fitriyasa, dan Yesayas.

Kondisi pemilihan Ketua Umum PSSI kali ini tidak jauh berbeda dengan kongres yang digelar empat tahun lalu.

Kala itu, pemilihan Ketua Umum PSSI periode 2016-2020 juga dimenangi oleh seorang jenderal, yaitu Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat Edy Rahmayadi.

Sama halnya dengan kemenangan Iwan Bule kali ini, Edy Rahmayadi pun unggul telak atas pesaing-pesaingnya dalam perebutan kursi Ketua Umum PSSI.

Edy yang kini menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara, mengantongi 70 persen suara dalam Kongres PSSI di Ancol, Jakarta, 10 November 2016 lalu.

Pria kelahiran Sabang 10 Maret 1961 itu mendapatkan dukungan penuh dari para pendukungnya yang tergabung dalam K-85 atau Kelompok 85.

Baca juga: Iwan Bule Menang, Kongres Luar Biasa PSSI Dinilai Sarat Kejanggalan

K-85 pun kompak mengenakan jaket loreng khas TNI saat menghadiri Kongres PSSI, empat tahun lalu.

Mendapatkan dukungan penuh, Edy Rahmayadi pun tidak kesulitan memenangi pemilihan itu.

”PSSI adalah rumah besar kita bersama,” ujar Edy meyakinkan para pemilik suara dalam Kongres PSSI 2019 lalu, seperti dilansir Kompas.id.

Para voters pun memiliki alasan tersendiri untuk memilih Edy. Selain karena menggemari sepak bola, Edy juga dipilih karena dinilai memiliki kekuasaan strategis di TNI AD.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com