Bos Bayern Muenchen Pernah Menangis Usai Pecat Ancelotti

Kompas.com - 12/10/2019, 21:20 WIB
Angga Setiawan,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

Sumber AS

KOMPAS.com – Presiden klub Bayern Muenchen Karl-Heinz Rummenigge mengungkapkan bahwa momen paling menyedihkan baginya bersama klub adalah ketika memecat Carlo Ancelotti dari kursi kepelatihan

Pernyataannya tersebut ia sampaikan dalam wawancaran eksklusif oleh salah satu stasiun televisi pada hari Jumat (11/10/2019) kemarin.

Ancelotti harus mengakhiri masa baktinya bersama Bayern Muenchen pada 28 September 2017.

Ancelotti dipecat usai Bayern takluk 0-3 di markas Paris Saint-Germain dalam laga fase grup Liga Champions pada 27 September 2017.

Baca juga: Arsenal kehilangan Serge Gnabry Akibat Siasat Bayern Muenchen

Keputusan mendepak Carlo Ancelotti adalah sesuatu yang berat bagi Karl-Heinz Rummenigge karena sang pelatih memiliki kualitas tersendiri bagi tim.

"Pertama-tama, saya pikir Ancelotti adalah pelatih yang bagus," kata Rummenigge seperti dikutip BolaSport.com dari AS.

"Sayangnya, setelah satu setengah tahun, performa Bayern tidak berjalan sesuai harapan dan Ancelotti tidak mendapatkan hasil sesuai ekspektasi kami pada musim kedua," sambungnya.

Rummenigge sendiri menilai sang pelatih sebagai pria yang tetap dapat bersikap tenang meski dalam kodisi buruk sekalipun.

Baca juga: Mulai Tersisih, Thomas Mueller Isyaratkan Hengkang dari Bayern

Bahkan Rummenigge menganggap pelatih hasal Italia tersebut sebagai teman sejati bagi dirinya.

"Ancelotti adalah pria yang baik. Bagi saya, dia teman sejati. Dia selalu sangat tenang," ungkap Rummenigge.

"Saya telah bekerja dengan banyak pelatih, Akan tetapi, hanya Ancelotti yang mempunyai kemampuan untuk selalu tetap tenang, bahkan pada saat-saat sulit," tutur sang presiden klub.

Rummenigge kemudian menceritakan ketika dia harus memecat sang pelatih. Dirinya mengaku begitu emosional serta enggan untuk memecat Ancelotti.

Baca juga: Carlo Ancelotti Ancam Tinggalkan Napoli

Meski demikian karena keputusan jajaran petinggi klub mau tidak mau di harus menyampaikannya.

"Saya ingat ketika memecat dia. Ancelotti memahami situasinya. Dia memeluk saya dan berkata, 'Tidak apa-apa. Anda bukan bos saya lagi, tetapi kita masih tetap teman,”

"Saya akhirnya menangis karena saya tidak mengira kata-kata tersebut keluar dari Ancelotti pada saat itu."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com