Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Liverpool Dihantam Badai Kritik di Amerika Serikat

Kompas.com - 02/10/2019, 09:00 WIB
Firzie A. Idris,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemilik Liverpool, John W Henry, tengah menghadapi sorotan tajam perihal penanganan klub bisbol miliknya, Boston Red Sox.

Ia bahkan dibilang lebih peduli dengan Liverpool ketimbang klub Major League Baseball (MLB) tersebut.

Red Sox, sang juara bertahan World Series (Liga Champions-nya kompetisi bisbol AS), tak menembus babak playoff musim ini dan siap menaikkan harga tiket untuk musim 2020.

Musim ini merupakan kali pertama Boston Red Sox gagal ke play-off sejak 2015.

Tim yang musim lalu adidaya dengan memenangkan 119 pertandingan tersebut, kini hanya bisa menorehkan 84 kemenangan sepanjang 2019.

John W Henry juga kehilangan Dave Dombrowski, presiden operasi bisbol Boston Red Sox.

Baca Juga: Terlalu Sering Tekel Brutal, Pemain NFL Ini Diskorsing Selama Satu Musim!

Peran Dombrowski penting karena ia eksekutif yang mengurus segala aspek tim, termasuk lalu-lintas pemain.

Posisinya mirip dengan director of football atau CEO di sepak bola macam Beppe Marrotta di Inter Milan.

Mereka juga di ambang kehilangan dua pemain terbaik tim, Mookie Betts dan JD Martinez karena harus mengurangi daftar gaji skuad yang sudah melebihi batas pajak kompetitif liga.

Mookie Betts adalah salah satu bintang terbaik MLB dan dalam usia 27 tahun masa depannya masih sangat cerah.

Hal ini ibarat Liverpool harus melepas Sadio Mane dan Mohamed Salah secara gratis demi mengurangi beban gaji The Reds.

Pada saat bersamaan, Red Sox berencana untuk menaikkan harga tiket tahunan.

"Kami mencatatkan peningkatan harga tiket secara konsisten dalam 5 tahun terakhir," ujar Sam Kennedy, Presiden Red Sox, pada Senin (30/9/2019).

Baca juga: Paolo Maldini Bicara Solusi Keluar dari Krisis AC Milan

"Kenaikan satu digit rendah dan peningkatan yang disesuaikan dengan inflasi. Kami belum membuat keputusan untuk 2020 tetapi saya akan mengantisipasi peningkatan sedikit."

Media lokal Boston, Boston Herald, mengatakan bahwa keputusan tersebut "tuli terhadap suara para fans dan tidak sensitif."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com