Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebutuhan Klub Arema FC Diperkirakan Capai Rp 34 Miliar pada 2019

Kompas.com - 15/01/2019, 18:00 WIB
Andi Hartik,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Manajemen Arema FC memperkirakan kebutuhan dana klub selama musim kompetisi 2019 mencapai Rp 34 miliar.

Jumlah itu naik dari pengeluaran klub di tahun 2018 yang hanya senilai Rp 25 miliar.

"Estimasi Rp 34 miliar, kurang lebih di situ. Maksimal Rp 35 miliar. (Pengeluaran) 2018 kan sekitar Rp 25 miliar," kata General Manager Arema FC, Ruddy Widodo di Kantor Arema FC, Selasa (15/1/2019).

Estimasi kebutuhan dana itu digunakan untuk membayar gaji pemain dan operasional klub selama mengarungi musim kompetisi 2019.

Ruddy mengatakan, nilai kontrak semua pemain yang bertahan di Arema FC naik. Ditambah dengan datangnya tiga pemain baru lokal dan dua pemain baru asing, pengeluaran Arema FC musim ini dipastikan naik.

Menurut Ruddy, Arema FC akan mengeluarkan dana senilai Rp 1 miliar untuk membayar gaji pemain setiap bulan.

Baca juga: Pemkot Malang Harap Arema FC Mau Berkandang di Gajayana Lagi

"Harapannya itu di angka Rp 1 miliar maksimal per bulan. Atau mungkin Rp 1,1 miliar gitulah. Jangan sampai satu seperempat ke atas," jelasnya.

Ruddy menjelaskan, gaji pemain yang dibayar setiap bulan merupakan pembayaran sisa down payment (DP) sesuai kontrak. Semakin besar nilai DP yang diterima pemain, semakin kecil gaji setiap bulannya.

"Gaji per bulan itu kan dari sisa DP. Itu bisa turun kalau DP-nya ditambahi. Tapi nilai kontraknya, total ya naik," katanya.

Ruddy menambahkan, periode pembayaran gaji pemain setiap tanggal 25 hingga 30. Tahun kemarin, Ruddy menyebut tidak ada keterlambatan gaji meski Arema FC dikenai hukuman tampil kandang tanpa suporter di akhir musim.

Baca juga: Bersama Arema FC, Penyerang Asal Brasil Ini Ingin Cetak Banyak Gol

Ruddy juga mengatakan bahwa subsidi dari Liga tidak lagi dijadikan penghasilan pokok. Hal itu untuk mencegah masalah keuangan di internal klub.

"Kalau ngomong subsidi mulai tahun kemarin Arema menganggap itu sudah bukan makanan pokok. Itu vitamin. Kami kembalikan ke rumus awal. Karena sebelum-sebelumnya kami anggap makanan pokok, begitu terlambat monting," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com