Gullit Berharap Milan Juara Coppa Italia

KOMPAS.com - Legenda AC Milan, Ruud Gullit, berharap AC Milan meraih gelar Coppa Italia musim ini. Menurutnya, gelar tersebut bisa menjadi titik awal kebangkitan Rossoneri untuk kembali menguasai Eropa.

Milan memang sedang mengalami periode suram setelah meraih scudetto musim 2010-2011. Tim merah-hitam tersebut seolah-olah kehilangan taringnya sebagai raksasa Italia dan Eropa.

Sejak dikendalikan oleh Gennaro Gattuso pada akhir tahun lalu, Milan secara perlahan mulai bangkit. Performa tim terus mengalami peningkatan dan Rossoneri berhasil menembus babak final Coppa Italia untuk bertemu Juventus.

(Baca Juga: Dibuang Manchester City, Kiper Ini Akan Kembali dengan Situasi Berbeda)

Situasi tersebut turut menyeret perhatian Gullit, yang pernah mengukir masa jaya selama berkostum Milan. Mantan bintang tim nasional Belanda tersebut yakin era kejayaan Milan dimulai dengan gelar juara Coppa Italia.

"Kini AC Milan berangsur-angsur telah berubah," ujar Gullit dikutip BolaSport.com dari laman Sky Sports.

"Para penggemar AC Milan memang harus bersabar karena sepak bola itu seperti roda yang berputar, kadang di atas dan pada waktu berikutnya berada di bawah."

Pria berambut gimbal ini, yang bermain untuk Milan antara tahun 1987-1993, menilai mantan timnya tersebut tengah merencanakan hal yang besar untuk masa mendatang. Tetapi hal itu mustahil diwujudkan dalam waktu yang singkat.

Gullit meyakini, saat ini memang klub-klub Italia termasuk Milan belum mampu mengulangi pencapaian di Liga Champions seperti pada masa lampau. Pria 55 tahun tersebut menyebut pada dekade ini klub-klub dari Liga Inggris dan Liga Spanyol yang sedang mendominasi sepak bola Eropa.

"Prestasi tersebut bukanlah semata-mata karena uang, lebih tepatnya adalah karena kecemerlangan klub," ucap Gullit.

"Saat ini hanya Juventus saja yang masih mampu bersaing di ajang Eropa, hal itu karena mereka tahu bagaimana memilih pemain berkualitas dan itu adalah sebuah pembeda bagi Juventus dari kebanyakan klub Liga Italia." (Ahmad Tsalis Fahrurrozi)